98 || Rencana Eunbi.

99 18 0
                                    


Setelah mengenakan pakaian steril yang disediakan khusus, mereka bertiga segera memasuki ruang observasi. "Apa yang terjadi?" tanya Minho pertama kali, ditujukan untuk Perawat Hong.

"Bagaimana bisa kesadaran pasien semakin menurun, Suster?" Kali ini Wooseok yang angkat bicara.

"Saya tidak tahu, Dokter. Tiba-tiba saja tanda vital pasien berubah, saya juga tidak tahu apa penyebabnya," ungkap Perawat Hong.

"Apa kepala departemen neurologi masih belum bisa dihubungi?" tanya Minho lagi.

Perawat Hong segera membalas, "Nomornya bahkan tidak aktif sekarang."

"KALAU BEGITU, PANGGIL AHLI NEUROLOGI YANG LAIN! Memang ahli neurologi di sini hanya kepala departemen saja?!" Jangankan Perawat Hong, Wooseok sendiri terkejut mendengar bentakan dari pamannya.

Baru kali ini dia melihat Minho emosional seperti itu. Padahal selama ini pamannya terkenal sebagai pria santai yang memiliki ketenangan seperti air.

"Ba-baik, Dokter. Saya akan memanggilnya sekarang." Perawat Hong buru-buru pergi untuk melakukan tugasnya, sementara Onew segera menimpali, "Kalau begitu, aku akan panggil ahli anestesi untuk membantu mempertahankan tingkat kesadaran Yena."

Minho mengangguk dan membalas, "Terima kasih, Onew."

"Paman, apa sebaiknya kita juga memanggil ahli KTV yang lain? Paling tidak kita bisa memiliki opsi lain, sambil menunggu Dokter yang paman maksudkan datang." Wooseok memberi usul karena dia juga tidak bisa diam saja tanpa melakukan apapun.

Minho lalu menggeleng. "Tidak. Aku rasa hanya dia yang bisa menangani Yena saat ini. Kamu tidak perlu khawatir, Wooseok. Paman janji tidak akan terjadi apapun pada Yena."

Wooseok tidak membantah karena tidak memiliki hak.

Tadi mungkin dia bisa bersikap kurang ajar kepada kepala departemen toraks karena pria paruh baya itu tidak sepenuhnya berniat untuk menyelamatkan Yena, tetapi berbeda dengan Minho.

Wooseok jelas tahu bagaimana kemampuan Minho, juga usaha kerasnya untuk menyelamatkan Yena. Jadi, dia menurut saja apa kata pamannya. "Tapi Paman, apa boleh aku melihat hasil tes Yena? Aku ingin mempelajarinya, siapa tahu aku bisa menemukan sesuatu dari hasil pemeriksaannya," ucap Wooseok.

Minho menganggukkan kepala. "Tentu saja." Kemudian sebelah tangannya merogoh saku celana untuk mengeluarkan sebuah kartu. "Gunakan ini untuk mengakses komputer di ruangan Paman, kamu bisa mempelajarinya di sana."

Wooseok menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, Paman."

Dia berjanji akan begadang semalaman hanya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada adiknya.



***



Yohan berkunjung ke kantin rumah sakit karena ingin membeli makanan untuk keluarganya. Saat di rumah tadi, Jessica dan Chaeyeon memang sudah menyiapkan makan malam, tetapi belum sempat disentuh, mereka harus pergi untuk mengantar Yena ke rumah sakit.

Dan disanalah dia tanpa sengaja bertemu Taeyong, senior jurusannya di kampus dulu. "Loh, Han, lo belum balik? Masih nemenin Bang Seungwoo di sini?"

Yohan awalnya tidak paham konteks pertanyaan Taeyong sampai dia ingat bahwa tadi pagi sempat mengantar Seungwoo ke rumah sakit yang sama. "Jadi, Bang Seungwoo masih ada di rumah sakit ini? Apa keadaan Mbak Eunbi parah sampai harus dirawat inap, Bang?" Yohan bertanya karena dia memang peduli.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang