69 || Nikah sama Aku, ya?

304 56 4
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Yena tidak berani membuka suara, apalagi Seungyoun yang sedang fokus menyetir di sebelahnya juga diam.

Yena tidak pernah merasa setakut ini untuk berbicara dengan Seungyoun, padahal kesalahannya juga tidak terhitung fatal.

Keadaan sekarang jauh berbeda dari saat sebelum menjadi pacar Seungyoun.

Saat belum menjadi pacar, Yena merasa bebas, berbicara sepuas dan sesuka hatinya. Tetapi, saat sudah berubah status, Yena akui dia jadi lebih berhati-hati dalam bertindak di depan Seungyoun.

Yena sendiri tidak paham alasan kenapa dia bersikap seperti itu.

Apa mungkin ini yang orang bilang "saat pendekatan rasanya manis, tetapi jika sudah menjadi pacar inginnya menangis"?

Bahkan saat Yena menuruni mobil Seungyoun, pria itu juga masih diam, tidak berucap sepatah kata pun.

Tidak ingin terlalu memikirkannya, Yena lalu memasuki rumahnya, netranya menangkap mamihnya sedang duduk di ruang keluarga dengan majalah di tangan.

Sepertinya, sedang tidak ada orang di rumah.

"Aa' sama kakak belum pulang, Mih?"

Yena bertanya, duduk di seberang sofa yang diduduki mamihnya.

"Teteh sudah pulang? Dianter sama Seungyoun?"

Anggukan kepala menjadi jawaban atas pertanyaan Jessica.

"Kok gak disuruh mampir dulu?" 

Yena hanya diam ditanya seperti itu, karena dia tidak mungkin bicara jujur dengan mamihnya kalau dia sedang bertengkar dengan Seungyoun untuk kesekian kalinya.

"Kalian berantem lagi?"

"Ha?"

"Pasti berantem ya? Kali ini karena apa?" Yena tanpa sadar mendengus, membuat perhatian Jessica sepenuhnya tertarik pada putri sulungnya itu.

"Masalah sepele, Mih. Gak penting."

"Kalau cuma masalah sepele, kenapa gak diselesain baik-baik dengan ngobrol? Kenapa harus pakai berantem?"

Nah, itu dia.

Selama ini, hal itu yang menjadi pertanyaan Yena.

Semakin ke sini, Yena merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan Seungyoun.

Saat mereka bicara, ada saja kesalahpahaman yang terselip, membuat mereka berakhir dengan bertengkar.

Padahal, Yena dekat dengan Seungyoun tidak hanya setahun dua tahun, mereka dekat sudah lama, dan sejauh itu mereka tidak pernah bertengkar hanya karena kesalahpahaman.

Tapi, kenapa saat berubah status, mereka jadi sering salah paham?


"Mih."

"Hm?"

"Gak jadi."

Jessica mengerutkan dahinya bingung. "Kok gak jadi?"

"Gak papa. Teteh mau ke kamar dulu, ya, Mih."


"Teteh."

Giliran Jessica yang menahan putrinya, memegang sebelah tangan Yena saat gadis itu melewatinya.

"Boleh mamih tanya sesuatu?"

"Soal Kak Seungyoun? Kalau soal itu, teteh –"

"Bukan. Tapi soal abang," celetuk Jessica, memotong perkataan Yena.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeWhere stories live. Discover now