83 || Mendadak Jadi Dokter Cinta

66 9 2
                                    


"Yeri? Memang ada hubungan apa sama Yeri?" tanya Wooseok penasaran. Dia mengenal Yeri sebagai teman SMA si kembar Y, tetapi bukan termasuk dalam geng mereka.

Setelah itu, Yohan memutuskan untuk menceritakan semua yang sudah dia dengar dari Yeri sebelumnya.

Saat mendengarnya, Wooseok juga tidak percaya bahwa Yeri pernah berpacaran dengan Lino, bahkan masuk ke dalam circle-nya. Selama ini yang Wooseok tahu, Lino tidak pernah benar-benar berpacaran dengan perempuan, dia hanya memainkan mereka saja. Namun, sepertinya Lino menganggap Yeri bukan seperti perempuan yang lainnya.

"Kakak sudah bicara masalah ini ke siapa aja?" tanya Wooseok setelahnya, ekspresi wajahnya berubah serius.

Yohan kemudian menjawab, "Baru ke Aa' aja, karena Yeri juga minta supaya aku nggak cerita ke siapapun masalah ini."

Wooseok mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aa' bisa ngerti. Aa' yakin dia takut dianggap terlibat dengan masalah Lino. Nggak perlu khawatir, aa' akan minta bantuan Paman Kai diam-diam, aa' juga yang akan bicara sama papih mamih supaya Yeri bisa tinggal di rumah kita sementara. Tapi, mungkin aa' tetap harus minta bantuan kamu untuk jaga Yeri, nggak masalah 'kan?"

Giliran Yohan yang menganggukkan kepala. "Pasti kakak akan bantu. Kan Yeri juga teman kakak, A'."

Wooseok menepuk sebelah bahu Yohan kemudian berkata, "Jujur aa' nggak nyangka kamu sampai berbuat sejauh ini untuk bantu Sakura. Aa' pikir waktu kamu habis buat jadi buntut aja."

Yohan mengerutkan kening mendengar perkataan Wooseok. "Apa tuh buntut?"

Dengan ekspresi mengejek, Wooseok lalu membalas, "Anak hits kayak kamu nggak tahu? Buntut 'kan bucin akut."

Mendengar candaan Wooseok yang sama sekali tidak lucu, Yohan hampir tidak bisa berkata-kata. "Aa' nggak sakit 'kan? Sejak kapan Aa' jadi anak alay begini?"

"Hei!" Wooseok tanpa sengaja memukul lengan Yohan, tidak terima dengan pernyataan adiknya.

"Hahaha!" Yohan tertawa melihat kekesalan Wooseok. Lucu saja.

"Jadi karena masalah ini kamu pergi seharian sama Yeri?" tanya Wooseok setelahnya.

Yohan menaikkan sebelah alisnya. "Aa' tahu dari mana?"

Wooseok mendecih. Pertanyaan Yohan seperti sebuah sindiran untuknya. "Begini-begini aa' juga punya sosmed kali, Kak! Aa' sempat lihat postingan Yeri."

Yohan hanya ber-oh ria karena tidak ada yang harus dipermasalahkan mengenai hal itu, paling tidak menurut Yohan.

"Kamu nggak keberatan soal itu?" tanya Wooseok lagi, karena reaksi yang ditunjukkan oleh Yohan saat ini terlalu santai baginya.

"Kenapa harus keberatan?" Entah Yohan yang tiba-tiba menjadi bodoh, atau Wooseok yang bertransformasi menjadi dokter cinta yang terlalu peka dengan keadaan.

"Kamu nggak takut Hyewon liat postingan Yeri dan berakhir salah paham?" Wooseok sengaja menggantung kalimatnya, karena dia tidak sepenuhnya yakin kalau tebakannya benar.

Namun, kalau harus memposisikan diri sebagai Hyewon, di mana gebetannya justru jalan dengan teman sendiri, rasanya Wooseok juga akan keberatan.

Yohan sedikit terkejut saat mendengar nama Hyewon disebut, karena sudah seharian dia juga tidak mendengar kabar dari gadis itu.

Yohan sempat bertanya apakah dia sudah pulang dari basecamp, bahkan melapor bahwa dia akan pergi ke Anyer untuk menyusul keluarganya, tetapi Hyewon tidak membalas pesannya, dibaca pun tidak.

"Kenapa Hyewon harus salah paham? Aku sama Yeri nggak ngapa-ngapain, dan aku sama Hyewon juga nggak ada hubungan apa-apa."

"Nah itu!" Wooseok sampai mengacungkan telunjuk tangannya di depan wajah Yohan, membuat sang empu yang ditunjuk terheran-heran.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeWhere stories live. Discover now