53 || Sakura Sepupu Hangyul

342 68 5
                                    

Tadinya Chaeyeon pikir dia mengambil keputusan yang tepat saat menghubungi Yohan, tapi ternyata dia salah.

Bukan Yohan yang datang, melainkan Hangyul, cowok yang coba dia hindari selama beberapa hari terakhir.



"Om kenapa bisa ada disini?"

Wooseok menanyakan itu saat melihat kehadiran Kai di samping Hangyul.

"Kamu harus memiliki kuasa untuk memaksa masuk ke dalam sebuah hotel, Wooseok."

Jawaban ambigu itu keluar dari mulut Kai, membuat Chaeyeon mengerutkan dahinya bingung, berbeda dengan Wooseok yang memahami maksud pamannya.

"Om sudah menanyakan tentang Lino, dan tidak ada kamar hotel yang dipesan atas namanya. Tapi –"

"Tapi?"

Wooseok sampai mengulang perkataan Kai karena tidak sabar.

"Ada satu pesanan kamar atas nama ayahnya di kamar 6015, mungkin Lino – Yakk, Lee Wooseok!"

Sebelum Kai menyelesaikan perkataannya, Wooseok lebih dulu berlari menuju kamar yang disebutkan oleh Kai.



"Om, biar saya yang nyusul Bang Wooseok," seru Hangyul, dia segera beranjak sebelum Kai menahan sebelah lengannya.

"Ingat, kekerasan bisa mempersulit keadaan. Kamu mengerti maksud om, kan?"

Hangyul mengangguk, dia jelas tahu itu. Kalau tidak, untuk apa dia menghubungi Kai?

Tentu saja karena Hangyul tahu bahwa masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan kekerasan, maka dari itu saat Yohan memintanya datang setelah menjelaskan masalah yang terjadi, Hangyul berinisiafif untuk menghubungi Kai yang berprofesi sebagai detektif.

"Kamu mau kemana?"

Kai menahan sebelah lengan Chaeyeon saat gadis itu ingin mengikuti langkah Hangyul.

"Chae khawatir sama Aa', Om," akunya.

Kai menghela napas pelan. "Om tahu, tapi kehadiran kamu disana juga tidak membantu. Jadi lebih baik kamu bersama om. Kita tunggu staf hotel ini mengambil kunci cadangannya."





Di lain tempat ...

Wooseok masih berusaha menggedor pintu kamar bertuliskan 6015, tapi tidak ada sahutan apapun dari dalam.

"Lino, keluar lo! Jangan sampai gue dobrak pintu ini dan habisin lo di dalem!"

Hangyul yang baru saja datang segera melangkah mendekati Wooseok yang sedang menendang-nendang pintu kamar hotel.

"Bang, lo gak bisa pakai kekerasan –"

"Jangan ceramahin gue soal hal yang lo sendiri gak bisa lakuin!" Niat baik mau bantu, malah kena semprot.

Poor Hangyul.


"Yakk! Lee Minho!"

Wooseok semakin brutal menggedor pintu kamar hotel itu, terlihat dari kedua tangannya yang berubah warna menjadi kemerahmudaan.

"Kita dobrak aja pintunya, Bang."

Karena Hangyul tahu dia tidak bisa mencegah Wooseok, maka lebih baik mendukungnya saja.

"Dalam hitungan ketiga," seru Wooseok.


"Satu,"

"Dua,"

"Tiga!"

Brakkk

Pintu terbuka dengan mudah karena Wooseok dan Hangyul mendobrak pintu itu saking kerasnya. Dan apa yang mereka lihat sekarang, benar-benar memancing amarah mereka semakin dalam.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeWhere stories live. Discover now