66 || Ketahuan Bucin Duluan

315 46 4
                                    


Selesai kelas, Yena berencana datang ke apartemen Seungyoun, bukan untuk berkencan, tetapi untuk menemui Seungwoo.

Semalam, setelah Seungwoo dihajar habis-habisan oleh papihnya, pria itu datang ke apartemen Seungyoun, dan menceritakan apa yang terjadi.


Melihat penderitaan Seungwoo atas reaksi yang diberikan oleh keluarganya, Seungyoun memutuskan untuk menceritakan semua yang dia tahu pada Yena, tentang apa yang terjadi malam itu antara Seungwoo dan Eunbi, tentang alasan kenapa Seungwoo sampai lepas kendali dan berakhir meniduri Eunbi.

Seungyoun menceritakannya bukan untuk membela Seungwoo, dia hanya ingin, paling tidak, ada satu orang saja dari anggota Keluarga Lee yang bisa memahami Seungwoo, meski itu sulit.

Karena menurut Seungyoun, apa yang terjadi malam itu bukan sepenuhnya kesalahan Seungwoo, Eunbi juga turut andil di dalamnya, jadi tidak adil rasanya jika semua orang hanya menyalahkan dan menghardik Seungwoo, meski itu juga tidak bisa menjadi alasan pembenaran atas perilaku pria itu.


Dari apa yang dia dengar dari Seungwoo kemarin, Seungyoun tahu bahwa Seungwoo berharap salah satu keluarganya bisa memahaminya, mendukungnya untuk bisa menangani masalah ini, tapi nyatanya, mereka terlalu kecewa hingga melupakan fakta bahwa mungkin Seungwoo adalah pihak yang paling tersakiti di sini.

Bukan keinginan Seungwoo semua berakhir seperti ini, tetapi semua orang justru menghakiminya tanpa mencoba untuk bisa memahaminya.


Seungyoun tidak bermaksud menyalahkan anggota Keluarga Lee, dia tahu mereka bersikap seperti itu juga karena mereka tidak tahu detail cerita yang sebenarnya.

Seungwoo sengaja menutupi fakta bahwa Eunbi turut andil dengan menggodanya malam itu, karena Seungwoo tidak ingin keluarganya memandang rendah Eunbi. Tentunya, dengan konsekuensi bahwa keluarganya berakhir menganggap Seungwoo seperti bajingan yang hanya memikirkan nafsu bejatnya saja.

Padahal Seungwoo jelas bukan orang seperti itu.


"Yena!"

Panggilan itu mengalihkan perhatian Yena, ada Jihoon yang sedang berjalan menuju ke arahnya dengan senyum menawan.


"Kenapa, Hoon? Mau ngobrolin soal tugas kelompok tadi?"

"Bukan itu. Anak-anak ngajakin mabar siang ini, lo ikut, kan?" ajak Jihoon.

Yena menghela napasnya pelan, kalau nggak ada agenda penting, Yena pasti mengganggukkan kepalanya untuk menyetujui ajakan Jihoon sekarang.

"Sorry banget, Hoon. Tapi gue udah ada janji," sesal Yena.

Melihat wajah sendu Yena, Jihoon jadi penasaran alasan Yena menolak ajakannya. Padahal biasanya Yena nggak pernah absen buat ikut mabar sama temen-temennya.


"Oh gitu, ya. Memang ada janji sama siapa?"

"Bukan janji lebih tepatnya, tapi gue mau –"


"Yena mau jalan sama gue."

Seungyoun tiba-tiba nongol entah dari mana, pakai acara megang sebelah tangan Yena, bikin Jihoon berubah ekspresi jadi datar. Merasa kesal sama sikap Seungyoun yang kadang-kadang nyebelinnya emang minta dilempar sama sandal bakiak.


"Duluan ya, Hoon!"

Tanpa permisi, Seungyoun langsung narik Yena buat ikut sama dia, mengabaikan Jihoon yang lagi masang wajah kesalnya.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeWhere stories live. Discover now