76 || She Has, but I Don't!

78 12 1
                                    


Yeri menceritakan kejadian malam itu tanpa tergagap, tetapi Yohan tahu bahwa gadis itu ketakutan, terlihat dari bagaimana kedua tangannya menyatu dengan erat di bawah meja.

Sebagai teman, Yohan lalu berinisiatif untuk menggenggam tangan Yeri, memberikan kekuatan yang mungkin dibutuhkan oleh gadis itu. "Karena kejadian itu, lo merubah gaya penampilan? Gue sadar lo selalu memakai kemeja oversize dan celana panjang setiap keluar sekarang."

Yeri mengangguk dengan kepala menunduk, membuat Yohan memindahkan kursinya agar lebih dekat dengan Yeri. "Gue takut orang lain juga beranggapan sama seperti Lino. Menganggap gue sengaja memamerkan tubuh untuk merayu para pria," aku Yeri.

"But I know you don't," sahut Yohan, membuat Yeri mendongakkan kepala untuk menatap Yohan yang duduk dekat di sampingnya. Posisi mereka hanya berjarak sekitar 10 senti sekarang.

"Yeri, listen to me. Lo nggak perlu dengar pendapat orang yang nggak benar-benar kenal sama lo. Di dunia ini, orang lain akan tetap mencela kita sesempurna apapun diri kita. Lo cuma perlu peduli sama anggapan dari orang-orang yang lo sayang dan sayang sama lo." Yohan mengatakan itu dengan tatapan yang lekat, disertai dengan genggaman tangannya yang begitu hangat. Meyakinkan Yeri bahwa apa yang dia pikirkan selama ini tidak benar.

"Percaya sama gue. Lo itu cantik. Mau berpakaian terbuka atau enggak, lo tetap cantik. So, you can do everything you want." Senyuman yang tampak di wajah Yohan saat ini benar-benar meluluhkan hati Yeri.

"Kalau itu Hyewon, apa lo juga akan biarin dia berpakaian terbuka?" tanya Yeri, memang sedikit random, dia sendiri tidak tahu kenapa harus menanyakan itu.

"Kalau itu buat dia bahagia, gue nggak akan melarang," jawab Yohan tanpa ragu sedikitpun.

"Lo nggak takut banyak cowok mesum yang mungkin akan mengincar dia?" tanya Yeri lagi. Dia benar-benar penasaran mengenai hal itu.

"She has me. I can take care of her," balas Yohan santai. 

Satu kalimat itu berhasil menyadarkan Yeri bahwa dia dan Hyewon memang berbeda. "She has, but I don't, Yohan. Gue nggak punya seseorang yang bisa menjaga gue dari pikiran-pikiran jahat semua cowok ke gue."

Yohan terkikik mendengar perkataan Yeri barusan. "Kenapa lo nggak punya? Kan ada gue."

Sementara Yeri justru terkejut. "Maksud lo?"

"Lo punya gue sebagai teman lo, Yeri. Kalau lo mau berpakaian terbuka, lo bisa calling gue buat jagain lo dari cowok mesum kayak mereka. As you know, gue juga atlet taekwondo," ucap Yohan dengan santainya. Padahal Yeri dalam hati memaki dirinya sendiri.

Padahal dia sempat berharap bahwa Yohan bisa menganggapnya lebih dari teman, tetapi sepertinya itu memang mustahil.

Dari dulu Yeri tahu kalau Yohan cuma suka sama Hyewon, bukan yang lain.



***



"Abang sama Mamih kenapa nyusulin ke sini?" tanya Yena, karena yang lain hanya diam. Seperti tidak ada yang ingin bertanya meski mereka sudah saling berhadapan dari lima menit lalu.

Saat ini, keenam keluarga Lee itu sedang berada di cafe depan kompleks perumahan orang tua angkat Hangyul.

"Lokasi pemotretan mamih kebetulan memang di dekat sini, Teh. Makanya mamih minta abang buat mampir sebentar," jawab Jessica, teramat sangat santai.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeWhere stories live. Discover now