85 || Persoalan Adik Baru

82 9 0
                                    

"Waw! Gue nggak nyangka kalau pantainya ternyata sebagus ini," puji Yena, ketika baru sampai di pinggir pantai bersama Yohan. Rencananya keluarga mereka memang akan menikmati sarapan di pinggir pantai pagi ini.

"Makanya jangan ngebo mulu, jadi ketinggalan views sebagus ini 'kan?!" balas Yohan, dengan decakan kesal di akhir kalimatnya.

Yena hanya mengedikkan bahu tidak peduli, sembari mengedarkan pandangan untuk mencari anggota keluarganya yang lain. "Terus yang lain mana? Kok nggak kelihatan?" tanya Yena setelahnya.

Yohan juga tidak menemukan tanda-tanda anggota keluarganya di sana, sehingga netranya ikut berkeliling mencari sampai pandangannya jatuh pada sebuah tenda payung di mana terdapat dua orang lawan jenis sedang berbaring di bawahnya.

"Itu papih sama mamih bukan, sih, yang lagi baringan?" Yohan menunjuk ke arah tenda payung itu berada.

Yena mengikuti arah jari telunjuk kembarannya, menajamkan penglihatan, tetapi tetap tidak bisa melihat apakah benar itu kedua orang tuanya atau bukan. "Nggak begitu jelas, sih. Samperin aja deh," ucap Yena memberi saran.

Yena melangkahkan kaki lebih dulu, tetapi Yohan berhasil mengejarnya karena memiliki kaki lebih panjang. Dia sampai lebih dulu di tenda payung tersebut, mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen kedua orang tuanya bermesraan di belakang kelima anaknya, yang berujung tertangkap basah juga.

"Mamih sama Papih ngapain bermesraan di tempat umum begini?" Yena datang dengan suara nyaring dan ekspresi wajah kesal.

Donghae dan Jessica yang mendengar seruan itu pun segera bangkit dari posisinya. Kedua wajah mereka merah padam, entah karena malu akibat tertangkap basah atau terkena sinar matahari yang mulai terik, terhitung saat ini sudah pukul sembilan.

Donghae hanya memasang cengiran kuda khas miliknya, sementara Jessica menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Yaudah sih, Bek, biarin aja. Kan papih mamih suami istri juga, jadi ngapain harus malu kalau mesra-mesraan?" sahut Yohan, ikut duduk di tikar yang terpasang di bawah tenda payung. Berniat ngadem, karena mulai panas cuy.

"Ya tapi ini kan tempat umum! Memang Papih nggak inget sekarang umur berapa? Dua tahun lagi berkepala lima loh, Pih," timpal Yena tidak mau kalah.

"Memang cuma anak muda aja yang boleh bermesraan di tempat umum? Harusnya mereka-mereka yang belum nikah tapi udah bermesraan itu yang malu!" Jessica angkat bicara karena kesal kena marah sama putrinya sendiri, sampai tanpa sadar menaikkan nada suaranya.

Sementara Yohan segera memperingati, "Mih, jangan keras-keras suaranya, itu diliatin banyak orang." Terlebih di sebelah mereka banyak anak muda yang mungkin tersindir oleh perkataan Jessica.

Jessica tiba-tiba menjadi badmood karena perdebatannya dengan Yena barusan, sehingga memutuskan untuk berkata, "Kita sarapan di restoran villa aja, nggak jadi di sini."

Langkah kaki Jessica dengan cepat meninggalkan pantai diikuti oleh Donghae di belakangnya.

"Kan! Elo sih Bek, jadi ngambek kan tuh mamih." Yohan jadi menyalahkan Yena.

"Lagian lo kenapa sih sensi banget lihat papih sama mamih mesra-mesraan? Dimana-mana ya kalau anak melihat kedua orang tuanya akur tuh seneng, bukan malah kesel!" lanjut Yohan, masih menghardik Yena dengan nada kesal.

"Ya lo enggak tahu aja semalam mamih sama papih ngapain. Gara-gara cerita gue kemarin soal papih, masa' semalam mereka gituan? Kan gue kesel, Yohan!" aku Yena, mengungkapkan kegelisahan dalam hatinya.

Yohan mencoba menerka-nerka maksud perkataan Yena barusan. "Cerita soal di restoran itu? Yang papih nolak diajak kenalan sama cewek cantik dan seksi?"

"YA ITU!" Yena membenarkan dengan mengerucutkan bibir dan kedua mata melebar. Dadanya juga kembang kempis karena menahan amarah.

FAMILY SERIES || Keluarga LeeWhere stories live. Discover now