45

173K 14.2K 1.8K
                                    

"Usia kandungan Bu Selina sudah berjalan delapan minggu."

Saka dan Selina memandang layar yang menampakkan janin-nya disana. Memang masih kecil, namun dalam hatinya mereka sama-sama merasakan perasaan haru. Momen ini adalah kali pertama mereka merasakan.

Selina tak menyangka kalau bayinya sudah berusia delapan minggu dalam perutnya. Sebelumnya Selina tak menyadari kalau ternyata tamu bulanannya sudah telat selama itu. Selina pikir, itu adalah hal biasa sebab memang akhir-akhir ini pun tak teratur dan bisa saja dikarenakan beban pikiran yang dipikirnya.

Saka sendiri masih terdiam dengan pandangan ke arah layar. Ada perasaan yang membuncah saat melihat langsung pertumbuhan anaknya di dalam sana. "Ibu dan bayinya sehat-sehat kan Dok?"

Saka membantu Selina turun dari brankar, lalu mengikuti Dokter yang berjalan menuju kursinya. Saka dan Selina duduk di depan Dokter untuk membahas beberapa yang sekiranya diperlukan.

"Untuk saat ini Ibu dan bayinya sehat. Namun saya sarankan untuk Ibu jangan terlalu kelelahan. Pada usia muda seperti ini, biasanya kandungan masih rentan. Jadi saya harap suami bisa lebih menjaga istrinya, ya Pak."

"Oh iya, ini kehamilan yang kedua ya?" Tanya Dokter yang bernama Renata. Dokter Renata ini adalah Dokter yang menangani Selina semasa kehamilan pertama.

"Benar, Dok."

"Suaminya sudah pulang ya Bu?" Tanya Dokter Renata sembari menuliskan sesuatu pada lembaran kertas.

Saka mengernyitkan keningnya, "Maksud Dokter?"

Dokter Renata terlihat mengernyitkan keningnya, namun tetap menjawab pertanyaan dari Saka. "Setiap periksa, Bu Selina selalu sendiri, makanya saya heran kenapa beberapa kali periksa tidak ditemani suaminya. Bu Selina bilang suaminya sedang ada pekerjaan diluar negeri. Tapi sekarang Bapak sudah pulang ya, saya turut senang kalau sekarang Bu Selina sudah ada yang menemani."

Selina hanya tersenyum canggung sebagai respon, tak mengira kalau Dokter Renata membahas ini. "Em iya, suami saya sudah pulang Dok."

"Lebih diperhatikan lagi ya Pak istrinya. Dengan kehadiran suami saat istri hamil pasti akan sangat berpengaruh baik untuk kehamilannya. Saya sampai tidak tega saat dulu Bu Selina sering mendapati keluhan pada perutnya. Kalau bisa dihitung, hampir setiap minggu pasti Bu Selina datang. Untungnya janin Ibu sehat dan kuat pada saat itu." Ujarnya lagi yang membuat Saka terdiam.

"Apa Bu Selina ada keluhan saat ini?"

Selina menggelengkan kepalanya, "Em saat ini tidak Dok."

Dokter Renata mengangguk, "Kalau mual dan muntah itu wajar ya Bu. Biasanya morning sickness terjadi pada trimester pertama."

"Apalagi mood Ibu hamil juga sangat tidak stabil, saya harap suami bisa mengerti kondisi istrinya ya." Jelasnya lagi.

"Sepertinya saya belum mengalaminya Dok."

"Oh ya? Biasanya awal-awal kehamilan sering mengalami hal tersebut."

"Tapi bisa juga dialami oleh suami, apa Pak Saka yang mengalami?"

Dengan ragu Saka mengangguk, "Sepertinya begitu." Pantas saja kemarin mual dan muntah parah, ternyata karena ini.

"Sudah saya duga," Dokter Renata tertawa pelan, "Tidak papa, memang ada beberapa suami yang mengalami morning sickness. Hitung-hitung ikut merasakan seberapa susahnya hormon Ibu hamil ya." Jelasnya lagi sembari terkekeh.

"Ini ada vitamin yang perlu Ibu konsumsi, dan ini beberapa resepnya bisa ditebus di apotek rumah sakit saat vitaminnya sudah habis." Dokter Renata memberikan lembaran kertas yang berisi beberapa resep vitamin untuk Selina. "Sebelumnya saya turut berduka cita atas putri Bu Selina ya."

SELINA [TERBIT]Where stories live. Discover now