15

169K 9.8K 186
                                    

Saka tau kemana wanita itu pergi. Namun selama satu minggu ini ia membiarkannya saja. Biarlah dia merasa sudah bebas keluar dari rumah ini. Apa dia pikir dirinya tidak tau tentang yang dia lakukan? Bahkan jika mau, ia bisa tau setiap detik yang wanita itu lakukan.

Satu minggu ini ia masih sibuk mengurusi perusahaan yang sedang dalam masalah. Ternyata selama ini ada penyusup yang berusaha memata-matai nya dengan cara menyamar sebagai pegawai diperusahaannya. Hampir saja dirinya kecolongan kalau saja Ryan tidak segera mengetahuinya.

Sepertinya musuh-musuhnya diluar sana sudah mulai mengambil tindakan nekat. Dirinya harus lebih berhati-hati lagi sekarang. Kemarin saja waktu ia pulang larut malam, ada beberapa orang yang berusaha mengejar mobilnya. Untung saja bodyguard-nya segera datang saat itu. Bisa saja dirinya menanganinya sendiri, namun jumlah mereka yang tidak sedikit tentu saja ia akan kalah.

Dirinya juga mengirim beberapa orang untuk menjaga Selina dari kedatangan musuhnya. Tentu saja mereka menjaganya dari kejauhan agar tidak diketahui Selina. Musuh-musuhnya tidak hanya mengincar dirinya, namun juga orang-orang terdekatnya. Keamanan rumah pun ia lebih memperketat penjagaannya. Sebenarnya dirinya tidak terlalu peduli pada Selina, namun ia tidak mau wanita itu berakhir di tangan musuhnya. Mereka tentu saja akan merasa sudah menang jika berhasil mengambil sesuatu darinya.

Saka tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Selama ini memang surat perceraian yang dirinya inginkan. Namun saat wanita itu sudah mengabulkannya, dirinya malah tidak ingin menandatanganinya. Bukan dirinya ingin mempertahankan wanita itu, dirinya hanya tidak suka di rendahkan. Seharusnya dirinya yang menggugat cerai Selina, bukan malah kebalikannya.

••••••••

Sehabis pulang dari butik Selina mampir terlebih dahulu ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan dan cemilan. Dirinya sedikit lega karena sepertinya Saka tidak tau keberadaannya, atau mungkin tidak berusaha mencarinya? Entahlah, yang pasti saat ini ia akan hidup seperti sebelum mengenal Saka dalam hidupnya.

Dengan mendorong troli yang hampir penuh, ia berjalan perlahan menuju sayur-sayuran. Sepertinya malam ini ia akan memasak tumis sayur dengan udang balado. Hm membayangkannya saja ia sudah merasa lapar.

"Nona Erlangga?" Saat sedang memilih Selina dikejutkan dengan sapaan seseorang. Saat menoleh, barulah ia tersenyum tipis.

"Tuan, Damian? Anda di sini?" Tentunya ia heran, pebisnis besar seperti Crist Reymond Damian berada di supermarket ini. Bukankah laki-laki seperti ini hanya akan berkutat dengan berkas-berkas membosankan itu?

"Ah iya, saya mampir untuk membeli minum." Crist menunjukkan botol yang berada di tangannya.

Selina hanya mengangguk. "Anda ini rekan bisnis em suami saya?" Mendadak lidahnya kelu untuk menyebutkan kata suami.

"Benar, Nona."

"Rekan ya? Tapi kenapa Saka kelihatan tidak suka pas malam itu?"

Meskipun merasa aneh, namun dirinya tidak ingin bertanya-tanya lebih. "Jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja Selina." Dirinya tidak nyaman dipanggil dengan sebutan marga Erlangga, jika biasanya ia akan bangga, namun kali ini tidak.

"Kalau begitu panggil saya Crist saja." Crist terlihat tersenyum, "Baiklah kalau begitu saya permisi. Saya buru-buru, sampai jumpa, Selina."

"Oh iya, hati-hati."

Setelahnya Selina melanjutkan untuk memilih beberapa sayuran.

••••••••

Selina sampai apartemen saat sudah pukul tujuh malam. Dirinya akan memasak terlebih dahulu lalu akan makan setelah membersihkan dirinya.

SELINA [TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora