33

188K 13.8K 1.2K
                                    

"Ge, apa saja yang sudah kamu katakan pada Saka tadi?"

"Sel aku minta maaf, aku nggak tau kalau Saka yang menjawab panggilannya. Aku terlalu bahagia akan memberi kabar baik buat kamu sampai tidak mendengar dulu siapa yang mengangkatnya tadi."

"Aku nggak pernah berpikir kalau Saka akan memegang ponselmu. Aku benar-benar minta maaf Sel."

Selina memijat pelipisnya, terlalu pusing memikirkan ini, "Bukan salah kamu Ge, nggak papa. Aku cuma takut kalo Saka bertindak sesuatu pada Kak Alfa. Kamu tau sendiri segila apa dia."

Kalau saja Gea tidak menyebutkan nama suaminya tadi setidaknya ia bisa sedikit tenang karena Saka tidak mengetahui orang yang akan membantunya.

Sudah lumayan lama dirinya meminta bantuan pada Alfa–suami Gea untuk dirinya pergi, setidaknya sekedar untuk menenangkan diri. Alasan ia meminta bantuan pada Alfa karena dia bukan orang sembarangan di negara ini. Ia pikir Alfa bisa membantunya pergi tanpa diketahui oleh Saka karena memang laki-laki itu juga memiliki kuasa, meskipun masih di bawah Saka, namun setidaknya Alfa tidak selemah itu jika melawan Saka.

Tapi setelah Gea tak sengaja menyebut nama Alfa, ia jadi takut kalau saat dirinya sudah pergi, orang yang pertama Saka tuju pasti Alfa. Dan ia takut laki-laki itu berbuat sesuatu pada Alfa karena dia telah membantunya.

"Kamu tenang saja, saya akan mengatasinya kalau sampai Saka berbuat sesuatu." Terdengar suara Alfa yang menyahut diseberang sana.

"Saya sudah terlalu banyak merepotkan Kak Alfa. Jangan sampai tindakan Saka nanti malah merugikan Kakak."

"Lalu sekarang gimana Sel?"

"Aku juga nggak tau Ge. Pasti setelah ini dia cari tau."

"Saran saya lebih baik ditunda dulu. Sekiranya kalau Saka sudah tidak membahas ini, kamu bisa pergi saat itu juga."

"Tapi sampai kapan Mas? Kasihan Selina, dia udah capek ngadepin suaminya." Bantah Gea diseberang sana pada saran suaminya.

"Nggak papa Ge. Aku setuju sama saran Kak Alfa. Ini satu-satunya cara supaya dia berhenti curiga sama aku."

Terdengar Gea yang menghela nafasnya, "Kalau kamu sudah siap, kabari kami ya."

"Pasti, secepatnya aku bakal kabarin kamu. Sekali lagi makasih buat kamu dan Kak Alfa, bantuan kalian berarti sekali buat aku."

Orang dari keluarga kecil dan bukan apa-apa seperti dirinya tentu tidak mudah untuk mengurus keberangkatannya ke luar negeri tanpa diketahui oleh Saka, tentunya ia sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang besar seperti Alfa ini.

Benar, ia memilih tempat untuk menenangkan diri di luar negeri. Seandainya masih tetap berada di Indonesia, ia sangat yakin, pasti Saka dengan mudah menemukannya meskipun Alfa sudah menutupi dirinya. Ia bukan ingin melarikan diri setelah menghancurkan kebahagiaan Saka, tidak. Justru dengan pergi, ia pikir Saka lebih bisa bebas dari dirinya dan bisa mencari kebahagiaan laki-laki itu sendiri. Setidaknya setelah ia kembali, semuanya sudah membaik, tentang rasa sakit dan tentang semuanya. Mungkin saat itu tiba, Saka akan menerima mengenai perceraian mereka.

••••••••

"Aku tidak akan mengijinkanmu keluar rumah!"

Selina dibuat pusing dengan tingkah Saka yang melarangnya untuk keluar rumah meskipun ia hanya sekedar untuk ke butik. "Saka please! Aku juga harus bekerja. Aku bukan tahanan yang bisa kamu tahan seperti dipenjara."

"Berapa uang yang kamu dapat selama bekerja? Biar ku ganti semuanya. Kamu bebas menggunakan uangku tanpa harus bekerja susah payah."

"Aku tidak butuh uangmu! Aku hanya ingin beraktivitas seperti biasa!"

SELINA [TERBIT]Where stories live. Discover now