SELINA [TERBIT]

4

Tepat pukul tujuh pagi Saka baru turun dari kamarnya dengan setelan kantor rapi. Hari ini ia hanya ada rapat pukul sepuluh nanti, jadi ia lebih santai dari biasanya.

Saat sampai dibawah banyak pelayan yang berlalu-lalang dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Dimana wanita itu?" Saka bertanya pada pelayan yang lewat.

"Nyonya sudah pergi pagi-pagi sekali Tuan."

Saka mengangguk tak peduli lalu melanjutkan langkahnya kembali. Kemanapun wanita itu pergi bukan urusannya. Bahkan jika pergi dari dunia sekalipun.

Katakanlah ucapannya kejam, memang. Dari awal wanita itulah yang sudah menghancurkan hidupnya. Jika sekarang wanita itu yang hancur karena kehilangan anaknya, bukankah sudah impas?

Jika kalian bertanya apakah dirinya merasa sedih saat kehilangan anaknya? Jawabannya adalah Saka sendiri juga tidak tau apa yang dia rasakan saat itu. Dirinya memang benci kepada Ibunya tapi saat melihat bayi mungil yang sudah tidak bernafas itu hatinya rasanya sesak. Rasanya tidak tega bayi sekecil itu harus meninggalkan dunia ini bahkan saat belum melihat keindahan dunia.

Sebenarnya Saka tidak percaya begitu saja jika anak yang dikandung Selina benar-benar anaknya. Bisa saja wanita itu hamil dengan laki-laki lain mengingat kelakuan wanita itu yang seperti wanita murahan.

Pada hari itu entah kerasukan apa dirinya sampai ia memerintahkan untuk memakamkan anaknya dirumahnya. Mungkin ia hanya sekedar kasihan kan? Ya, Hanya kasihan.

••••••••

"Oke. Bagus. Satu dua tiga..."

Setelah dibujuk oleh para pegawainya akhirnya Selina mengikuti saran mereka. Tidak ada salahnya kan mencoba?

Saat ini ia sedang melakukan pemotretan diruang pribadi miliknya. Hari ini ada enam baju yang akan dipakai.

"Wah hasilnya bagus-bagus lho, Mbak."

Para pegawai sangat kagum dengan bos-nya itu. Baju-bajunya terlihat cocok sekali ditubuh cantik Selina. Bajunya terlihat simple tapi jika dipakai Selina menjadi terlihat berkelas.