26

174K 11.9K 769
                                    

Selina membuatkan segelas susu putih dan puding cokelat untuk Kiara yang malam ini tidur bersamanya. Dirinya tetap memutuskan tidur dikamar tamu seperti kemarin.

Ia masih tidak tau sampai kapan lagi berada di sini. Sebenarnya di sini betah-betah saja, namun dirinya kurang nyaman melakukan aktivitas-nya seperti yang ia lakukan dirumahnya. Memang Sania tak banyak bicara dan tak terlalu mengurusinya, namun justru itulah yang membuatnya tidak nyaman berada di sini. Dirinya seperti orang asing yang terjebak ditengah-tengah keluarga ini. Bukan seperti lagi, tepatnya memang orang asing.

Selina memasuki kamarnya sembari membawa nampan, "Lihat, Tante bawa apa?"

Mata Kiara berbinar saat melihat ia datang, "Wah, asik ada puding. Makasih Tante."

"Hm enak banget, buatan Tante nggak kalah enak sama buatan Om Laka. Kiala suka."

Selina tersenyum, "Yasudah, habiskan ya. Setelah itu gosok gigi, cuci kaki sama tangan baru deh tidur."

"Siap Tante," Kiara mengangkat tangannya hormat yang lagi-lagi membuat Selina terkekeh.

Ah, andai saja putrinya masih ada, pasti kelak akan selucu ini. Kira-kira sedang apa ya Arsyila di atas sana? Apa dia tau kalau Ibunya di sini sangat merindukannya? Apa tidak bisa jika dirinya ikut kesana agar mereka sama-sama bahagia? Ingin sekali rasanya ia menggendong putrinya, bercanda tawa bersama seperti yang ia lakukan bersama Kiara.

"Om Saka nggak tidul di sini ya Te? Soalnya Mama sama Papa Kiala juga tidulnya baleng. Kok Tante sama Om enggak? Kan Tante sama Om suami istli kayak Mama sama Papa?" Pertanyaan Kiara membuyurkan Selina dari lamuannya, ia mengusap pelan sudut matanya yang berair lalu tersenyum mengusap ramput lurus Kiara.

"Oh itu, Om Saka lagi kerja di ruangan lain supaya nanti nggak ganggu Kiara tidur."

"Yah, padahal nggak akan ganggu loh Te, Kiala malah suka bisa main sama Om."

"Nggak papa, Kiara bisa main sama Om besok. Besok Kiara nggak sekolah kan?" Selina bertanya lembut yang mendapat anggukkan dari Kiara.

Setelah selesai menghabiskan pudingnya, Selina membantu Kiara bersih-bersih ke kamar mandi.

Saat akan membaringkan Kiara ke ranjang, telinganya mendengar suara berisik dari arah luar. "Ada apa ya?" Lalu tangannya meraih Kiara dalam gendongannya. Dengan tergesa ia keluar dari kamar hendak mengecek apa yang terjadi di luar.

"Kania, ada apa?" Selina bertanya saat melihat Kania yang berdiri di depan kamar Clarissa dengan wajah panik. Didalam sana Arka dan yang lainnya sedang memapah Clarissa yang meringis memegangi perutnya.

"Mbak Clarissa jatuh dikamar mandi Mbak."

Selina menutup mulutnya terkejut. "B-bagaimana bisa?"

Kania hanya menggelengkan kepalanya tak tau. Dirinya juga terkejut tadi saat mendengar Arka yang berteriak panik.

Arka menggendong Clarissa menuju mobil. Di belakangnya diikuti Sania dan Rania yang membawakan barang-barang Clarissa.

"Sel, kamu tolong jaga anak-anak ya, Mbak sama Mama mau nemenin Arka."

Selina mengangguk cepat, "Iya Mbak tenang saja. Anak-anak aman sama aku."

"Kenzo, Kiara, Mama mau nemenin Tante Clarissa dulu ya. Kamu baik-baik sama Tante Selina dan Om Saka, okey?" Rania berbicara pada kedua anaknya yang berada dalam gendongan Saka dan Selina.

"Iya Mama." Kenzo dan Kiara kompak menganggukkan kepalanya.

Arka terlihat kesusahan memasukkan Clarissa kedalam mobilnya. Selina melirik Saka yang berada disebelahnya. Dia hanya diam saja memperhatikan tanpa berniat membantunya. Laki-laki itu sedang mengelus-elus kepala Kenzo yang berada digendongannya. Kepala Kenzo bersandar pada dada Saka. Sepertinya elusan tangan Saka membuatnya mengantuk.

SELINA [TERBIT]Where stories live. Discover now