gift

17 0 0
                                    

"Damn!" Maki laki-laki itu dengan secepat kilat memasangkan earphone miliknya. Sambil memejamkan mata dia terus bergumam dalam hati supaya kali ini nada sumbang yang terdengar tidak mendatangkan kabar buruk baginya dan orang lain. Lagipula kenapa situasinya anti-mainstream begini? Haruskah suara itu muncul di saat dia sedang berada di dalam bus yang tentunya di kelilingi oleh begitu banyak orang. Apa kali ini maksudnya semua orang akan terkena bahaya termasuk dirinya? Apa jangan-jangan bus yang ditumpanginya ini yang akan mengalami musibah kecelakaan? Kalau begitu artinya hidupnya pun akan berakhir? Entahlah. Pikirannya semakin tidak karuan saja.

Tak lama kemudian, laki-laki itu tersentak dalam lamunannya dan lantas membuka mata tatkala merasakan ada usapan kecil pada tangan kanannya. Wajah bingungnya terpatri ketika mendapati seorang gadis kecil tengah menatap ke arahnya dengan pandangan berbinar sambil terus menggenggam tangan Jayden. Diliriknya sekeliling untuk memastikan siapa gerangan orang tua anak itu. Rupanya tidak berselang lama Jayden melihat ada seorang ibu yang duduk di kursi belakang nampak mengangguk kecil seakan memberikan isyarat membenarkan bahwa anak itu adalah putrinya. Jayden tersenyum sekilas lalu sedikit menunduk ketika gadis kecil tadi memberikan instruksi hendak berbisik kepadanya. Segera, Jayden melepaskan earphone yang terpasang pada telinganya untuk kemudian mendengarkan apa yang akan dikatakan anak itu.

"Kakak punya peri juga?" bisiknya yang tentunya membuat Jayden keheranan.

Laki-laki itu mengerutkan keningnya sembari menatap penuh penasaran kepada gadis kecil tersebut. "Peri?" Tanyanya tak mengerti.

Anak itu mengangguk dengan gemas. "Kata mama, yang selalu ngikutin aku itu namanya peri. Punya kakak perinya cantik, bisa nyanyi juga, aku suka deh," tuturnya tersenyum gembira sambil menatap sedikit mendongak dari posisi normal Jayden. Entah apa yang dilihatnya di atas laki-laki itu.

Jayden terdiam tak bisa berkomentar apapun. Bukan karena takut namun lebih ke perasaan aneh juga bingung. Bagaimana mungkin gadis kecil ini mengatakan hal tak masuk akal seperti ini? Dan yang lebih mencengangkan lagi dia bahkan tahu kalau sosok itu bisa bernyanyi. Dalam artian, gadis itu kemungkinan juga mendengar apa yang Jayden dengar beberapa menit yang lalu.

"Kakak," sekali lagi, anak itu menarik Jayden untuk menundukkan kepalanya, mau tak mau ia pun menurutinya. "Peri bilang, kakak harus hati-hati," lanjutnya seperti penyampai pesan.

Setelah itu tak ada lagi percakapan karena bus yang mereka tumpangi telah berhenti di sebuah halte tepat depan gedung sekolah SMA Garaga. Sebenarnya, Jayden hendak menanyakan lebih detail perihal maksud ucapan gadis kecil itu akan tetapi situasi yang terburu-buru membuatnya mengurungkan hal tersebut. Lantas kemudian, dia pun segera turun dari bus untuk masuk ke kelas karena waktu sebelum jam pelajaran dimulai hanya tersisa 5 menit lagi. Sampai saat turun Jayden masih diliputi perasaan tak mengenakan bahkan matanya terpaku menatap lambaian gadis kecil bersama ibunya tadi dari balik jendela bus sebelum akhirnya bus itu pun beranjak pergi.

Masih dengan kebingungan yang teramat Jayden membawa dirinya memasuki pintu gerbang. Akan tetapi baru beberapa meter dia melangkahkan kakinya sebuah tragedi mencengangkan pun seketika menghentikan jalannya. Tepat dari arah belakangnya tiba-tiba terdengar suara benturan keras diiringi teriakan histeris yang memekakkan telinga. Satpam sekolah yang tadinya akan bersiap menutup pintu gerbang langsung berlari secepat kilat melewati Jayden yang masih mematung di tempatnya, sementara dari arah berlawanan juga terlihat sejumlah teman-teman sekolahnya yang awalnya berjalan menuju kelas seketika memutar balik arah keluar gerbang.

Tangisan, teriakan, kepanikan, ketakutan, semua ada saat itu. Jayden membalikkan tubuhnya menghadap jalanan sana yang mana telah ramai orang-orang berhamburan berlari mendekati sebuah TKP. Sebuah bus terbalik dengan kondisi hancur lebur usai ditabrak oleh mobil truk yang hilang kendali. Bus itu tak lain adalah kendaraan yang beberapa detik lalu dia tumpangi. Jayden membeku di tempatnya. Kakinya seketika lemas tak berdaya, namun dia tidak bisa bergerak saking syok nya mengetahui kalau inilah kabar yang dibawakan oleh nada sumbang tadi.

Nada sumbang (End)Where stories live. Discover now