RSJ

15 0 0
                                    


Jangan tunjukkan dirimu kepada mereka yang tidak perduli
Menarik diri, cara ampuh merawat kewarasan diri
Menghindari tragedi bunuh diri
Yang nantinya hanya akan kau sesali

_____

Keduanya serempak menghentikan langkah tatkala beberapa orang berlalu sembari memapah seorang siswi yang membuat kehebohan tadi. Tere melirik ke arah Jayden sekilas sebelum akhirnya melenggang pergi memasuki ruang kelas terlebih dahulu agar tidak menimbulkan rasa curiga semua orang. Tapi sepertinya teman-teman kelasnya saat ini tidak pula tertarik dengan kemunculan Tere, sebab mereka lebih penasaran terhadap kondisi Dinda yang tadi dikabarkan mengalami kesurupan. Gadis itu cukup puas mengetahui jika temannya tersebut sudah kembali sadar.

Beberapa menit kemudian setelah Dinda dibawa pergi, terdengar bel penanda pelajaran berakhir menggelegar di penjuru tempat yang memang dipasangi pengeras suara dengan diiringi pengumuman singkat dari kepala sekolah. Dalam pesannya, dia meminta agar semua murid tetap tenang, dan segera berjalan menuju gerbang dengan perlahan tanpa menimbulkan kegaduhan. Ya, sekolah dipulangkan lebih cepat dari biasanya karena mengingat kejadian hari ini yang  membuat para guru cukup kewalahan. Bahkan beberapa siswa yang memegangi Dinda tadi juga ada yang sampai terluka karena tak kuasa menahan tubuh cewek itu ketika ia memberontak. Sampai-sampai beberapa benda pun ikut terlempar akibat amukan Dinda.

Oleh sebab itulah pihak sekolah sementara waktu meniadakan kegiatan belajar mengajar guna mengantisipasi agar hal serupa tidak lagi terjadi. Serta mereka juga tidak ingin peristiwa ini menganggu psikis para siswa makanya akan lebih baik kalau sekarang mereka dipulangkan.

"Tere!"

Gadis itu menolehkan wajahnya tepat saat dua orang siswi tiba-tiba menghampirinya.

"Lo Tere, kan?" Ulangnya sekali lagi untuk memastikan.

Tere mengangguk mengiyakan. "Kalau nggak lupa ingatan, kayaknya kita pernah ketemu deh," dia coba mengingat-ingat wajah kedua perempuan ini yang nampaknya tidak begitu asing.

"Kita sahabatnya Vera. Orang yang waktu itu numpahin minuman ke Jayden. Gue yang nyuruh lo buat menghindar. By the way, nama gue Cindy," ujarnya sekaligus memperkenalkan diri.

Oh, iya Tere ingat. Kedua orang ini ternyata yang waktu itu melihat semua kenakalan Vera tapi tidak berniat menghentikan aksinya.

"Gue Rifka," sahut yang satunya.

"Ngapain kalian nyariin gue?" Heran Tere karena tidak biasanya ada orang yang tiba-tiba mendekatinya kalau bukan karena ada yang diinginkan. Toh, setahunya dia tidak memiliki kesan bagus yang dapat menarik perhatian orang-orang untuk berteman.

Cindy mengisyaratkan Rifka sesuatu, tak lama Rifka pun mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. Mereka lalu menyerahkan buku itu kepada Tere. Gadis itu menatap keduanya dengan pandangan kebingungan karena tak mengerti mengapa mereka memberikan itu padanya.

"Itu buku milik Vera," jelas Rifka.

Tere makin tidak paham akan maksud kedua perempuan itu. "Buat apa lo ngasih buku dia ke gue? Balikin gih, entar dicariin orangnya." Dia enggan menerimanya.

Cindy merebut buku tersebut kemudian membukakannya agar Tere bisa langsung melihat isinya. "Ada nama lo dimana-mana," tunjuknya atas apa yang ditulis oleh Vera.

Nada sumbang (End)Where stories live. Discover now