kesurupan

26 0 0
                                    

Aku tidak suka mencari masalah.
Tapi kalau kau suka, aku tak masalah
Aku cukup pandai menyelesaikan masalah sampai kau tidak akan pernah melupakan caraku melakukannya.
Bagaimana, tertarik mencoba?

______

Tidak ada yang harus disembunyikan. Semestinya dia memegang kalimat itu untuk memulai sebuah kehidupan baru, akan tetapi sayang sekali kenyataan tidak demikian bisa digunakan dalam kondisinya sekarang. Tuntutan membuatnya harus berada di balik topeng rahasia yang tidak sembarang orang bisa menemukannya atau bahkan mengungkapkannya. Terlalu banyak bahaya yang mungkin saja timbul apabila orang-orang mengetahui siapa dirinya. Namun, siapa sangka rupanya salah seorang akhirnya berhasil lolos dari kebohongan tersebut, dan kini dia jadi satu-satunya orang yang teramat sangat membencinya.

Genap sudah satu bulan dia menjalani hidup dengan identitas barunya sebagai seorang siswa di SMA Garaga. Gadis aneh, ceroboh, dungu, dan mungkin bego menjadi kesan melekat untuknya, setidaknya sampai detik ini. Bagaimana tidak, dia seringkali bertingkah abnormal sehingga membuat teman-temannya tergelak karenanya. Dia benar-benar ahli dalam bermain peran sampai-sampai menjadi target bullying pun tak terelakkan. Nyaris semua orang tertipu dengan tingkah polosnya akan tetapi satu orang itu sama sekali tidak tertarik untuk bergabung menikmatinya.

Alih-alih memedulikan Tere, dia justru mencemaskan orang-orang yang berani mengusik gadis itu. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Tere nanti untuk membalas perbuatan mereka, tetapi dari hasil pengamatannya sudah jelas membuktikan bahwa gadis itu bukanlah orang sembarangan. Dia tidak bodoh, tidak pula lemah, dia tidak mungkin begitu saja rela diperalat tanpa maksud apa-apa. Di balik itu semua pasti ada rencana yang tengah gadis itu susun.

Langkah kaki itu terhenti bersamaan dengan kerumunan yang memecah sempurna karena bunyi bel pertanda masuk telah menyapa. Lain dari yang lain, dia tidak berjalan menuju kelasnya seperti yang dilakukan siswa-siswi lain,  tetapi memilih berdiri menghadap sebuah papan Mading. Matanya menatap kosong sebuah kertas yang bertuliskan berita duka perihal meninggalnya salah seorang siswa dari kelas X d. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, anak itu hanya terpaku pada gambar laki-laki itu.

"Apa yang kamu lakukan di sana?" Tiba-tiba teriakan seorang guru menginterupsi lamunannya. Dia menoleh ke arah guru tersebut, masih dengan ekspresi datar yang sama. "Masuk ke kelas kamu. Jangan berkeliaran di jam pelajaran!" Titahnya kemudian.

Gadis itu mengangguk singkat, lalu kemudian pergi dari tempat itu menuju ke kelasnya. Sampai di kelasnya dia tidak langsung meminta izin ke kursinya padahal gurunya sudah memerintahkannya untuk duduk, melainkan dia malah menghampiri sang guru. Teman-temannya yang semula sibuk mengeluarkan buku catatan pun segera memfokuskan perhatian pada Tere.

"Torafino Lembayung. Ibu kenal dia?" Ucapnya tiba-tiba.

Ibu Tina, guru fisika itu mengernyitkan dahi karena heran. Tak hanya dia, bahkan semua siswa pun menatap bingung pada gadis itu.

"Siswa kelas X yang meninggal kemarin. Memangnya ada apa?" Tanya Bu Tina tak mengerti.

Tere menggeleng pelan. Kemudian berbalik berjalan menuju tempat duduknya dengan diiringi tatapan aneh semua orang tanpa terkecuali. Bu Tina pun cuman bisa mengamati tingkah anak didiknya itu yang dia juga tidak tahu apa maksud dari pertanyaannya barusan.

"Theresa, apa sebenarnya yang mau kamu sampaikan?" Bu Tina masih penasaran ingin tahu alasan anak itu bertanya seperti tadi.

Tere menaikkan sebelah alisnya dengan tampang cengo sambil memperhatikan sejumlah manik mata yang mengarah kepadanya. Sedetik kemudian dia pun menggeleng. "Nggak apa-apa. Cuman kasihan aja, padahal ganteng tapi sayang meninggalnya cepat," celetuknya membuat semua siswa mendengus tertahan.

Nada sumbang (End)Where stories live. Discover now