a nightmare

11 0 0
                                    

Gadis itu bergeming menatap lurus sebuah jendela yang masih dipasangi garis polisi berwarna kuning. Kondisinya yang dibiarkan terbuka begitu saja sehingga membuatnya tampak begitu mencolok diantara semua jendela yang tertutup rapat. Dari balik jendela alias TKP itu, Tere terpaku dalam keheningan. Dia masih berselancar membisu dalam lamunannya, seolah dapat membayangkan bagaimana tubuh Bondan yang semula ditemukan dalam kondisi berayun-ayun pelan tertiup angin. Meskipun saat itu dia tidak melihatnya secara langsung, tetapi Tere bisa merasakan hawa kepanikan semua orang.

Aneh sekali, lagi dan lagi. Tere benar-benar tidak mengerti apa yang telah dialami oleh Bondan hingga dia bisa meninggal dengan kondisi yang begitu mengenaskan. Sama seperti Vera dan Torafino, tubuh Bondan juga mengalami hal tak wajar. Umumnya, kondisi jasad gantung diri pasti membiru karena oksigen yang tertahan, belum lagi aliran darah pun tentunya menumpuk di area bawah hingga kaki. Namun yang terjadi malah diluar nalar, tubuh Bondan bersih bahkan tak menyisakan setitik cairan sedikitpun. Karenanya mengapa tubuhnya menjadi sangat ringan ketika diturunkan. Tak hanya itu, di lehernya selain terdapat bekas jeratan tali juga ditemukan dua buah bintik kehitaman persis seperti tancapan gigi taring dari binatang buas.

Apakah ulah chupacabra lagi? Tapi, tidak mungkin kan hewan sejenis itu bisa menggantung tubuh Bondan? Tere semakin yakin kalau pasti ada dalang dalam semua kejadian ini. Sepertinya memang ada yang harus bertanggungjawab untuk ini. Tapi, siapa? Apakah ulah anak buah Agiro? Namun, untuk apa mereka menargetkan orang-orang yang tidak ada kaitannya sama sekali dengannya? Ini memang tidak bisa disimpulkan dengan mudah.

Sesat kemudian, sesuatu tiba-tiba menarik atensi Tere sepenuhnya. Dia memperhatikan dengan seksama dari dalam ruang kelas yang jendelanya terbuka itu. Matanya yang tidak biasa tersebut menemukan siluet tubuh yang tentu saja dia kenali.

"Vera," batinnya tentu tidak asal salah tebak. Entah apa yang membuatnya muncul di sana, namun Tere yakin betul jika sosok itu pasti berperan penting di balik ini semua.

Menghembuskan napas panjangnya, Tere mengalihkan pandangannya memilih mengamati keadaan sekitarnya yang sangat-sangat sepi. Tidak ada seorangpun di sana, bahkan penjaga sekolah juga tidak ada. Semua orang sedang berduka, dan sekolah diliburkan untuk sementara waktu. Teman-teman kelas XII, guru-guru, hingga staf sekolah juga tengah melayat ke pemakaman Bondan. Hanya dirinya seorang yang tidak pergi sebab, menurutnya mengantar orang yang sudah meninggal belum menjamin dapat memberikan kedamaian untuknya. Yang terpenting baginya adalah menemukan apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa Bondan sampai nekad berbuat demikian. Sama seperti yang lainnya, Tere juga tidak percaya jika Bondan benar-benar bunuh diri.

"Haruskah dia bertanya pada sosok Vera itu?" Dia melirik ke tempat di mana Vera masih setia berdiri. Tere berhasil dibuat penasaran dengan Vera yang sedari tadi hanya menampilkan raut sedih sembari menatap ke luar jendela. Dari bawah sini, Tere bisa melihat dengan jelas bagaimana cara Vera terpaku seakan meratapi tragisnya kematian Bondan.

Tak ingin diliputi rasa penasaran lagi, gadis itu memutuskan untuk memeriksa kondisi ruangan kelas Vera dan Bondan. Dia berlari sekencang-kencangnya, kondisi lingkungan yang sepi memudahkannya bergerak dengan leluasa. Akan tetapi sayangnya, sesampainya dia di sana ternyata pintu kelas tersebut sudah dalam kondisi di gembok dari luar. Tere berdecak kesal seraya memukul pintu di hadapannya tersebut karena tidak bisa masuk. Tidak hanya memberikan garis pembatas, para polisi ternyata sudah menyegel TKP demi kepentingan penyelidikan.

Harus bagaimana lagi sekarang? Gadis itu mencoba memutar otaknya untuk mencari cara lain agar dia bisa menemukan sesuatu yang mungkin dapat membantunya memecahkan semua permasalahan yang ada. Meskipun mampu melihat sosok yang menyerupai Vera, namun Tere tidak bisa berkomunikasi dengannya. Padahal Tere yakin kalau Vera pasti mengetahui apa yang terjadi pada Bondan.

Nada sumbang (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt