17. A Lady on a Stiletto

7.9K 729 83
                                    

Kalau kalian mau belajar bahasa Inggris, aku buka kursus bahasa Inggris. Bisa online zoom atau offline di solo. Silakan ketik maxhav.les.toefl.solo di Instagram

"Halo!" Sapa Cassie pada Amara yang sendirian di Fiasco kafe malam itu.

Amara terkejut Cassie datang ke kafe. Dokter itu mengenakan gaun pesta dan sangat cantik bak finalis beauty paegent. Amara sampai minder menghadapinya. Apalagi tadi siang ia dituduh pencuri di depan Cassie. Malu sekali rasanya.

"Oya, Reynov nyuruh bawain kopi ke pesta bisnisnya," kata Cassie. "Dia mau presentasi produk. Cari investor. Tolong buatin segera, ya. Udah ditungguin, nih."

"Oh... Oke!" Amara menurut saja. Kan, dia cuma karyawan rendahan seperti yang Reynov katakan.

Sambil menunggu Amara membuatkan kopi, Cassie mengamati Amara. Dia dulu merasa familiar dengan wajah Amara. Setelah ia ingat-ingat, ia tahu siapa orang yang mirip dengan Amara. Arina Rosalin. Anak kandung Ali Sandi. Ia ingat lesung pipi itu.

Selain itu, waktu Reynov tertusuk pisau setelah menyekap anaknya Ali Sandi, itu juga aneh. Reynov itu fighter. Rekam jejaknya berkelahi tak terhitung lagi. Tidak mungkin ia kalah hanya dengan perempuan dan sebilah pisau. Pasti Reynov sengaja mengalah, agar tidak menyakiti Amara. Jadi, pasti Reynov sudah tahu kalau Amara itu Arina Rosalin. Tapi kenapa Reynov menyembunyikannya? Sedangkan Amara adalah amunisi untuk mengancam Ali Sandi, misi utama organisasi ini.

"Ini kopi yang paling representatif buat bahan presentasi!" Amara menyerahkan dua box gelas berisi kopi hangat nan harum.

"Lo juga ikut ke sana, ya. Gue anter," kata Cassie.

"Gue ikut juga?"

"Iya, dong. Lo yang lebih tahu tentang kopi ini. Reynov nanti yang presentasi tentang proyeksi keuangan, payback forecast, dan sales analysis."

"Oh... gitu, ya." Amara tidak punya pilihan. Dia, kan, cuma karyawan rendahan.

Mereka lalu menuju ke lokasi. Cassie menyetir mobilnya menuju sebuah kawasan perumahan elit. Amara mulai curiga. Ini jalan menuju rumah ayahnya, ke rumahnya. Kenapa Cassie membawanya ke sini?

"Sori, Cassie, pesta bisnisnya di mana, sih? Kok ke area perumahan gini?" tanya Amara.

"Di rumahnya Klarisa. Yang penyanyi terkenal itu," jawab Cassie santai sambil menyetir. "Dia, kan, kliennya Reynov. Kemarin kasusnya habis menang di pengadilan. Jadi dia ngundang Reynov. Nah, Reynov mau presentasi tentang Fiasco kafe ke Klarisa. Sekarang lagi nge-trend kolaborasi sama artis biar rame."

"Klarisa?" Amara mulai gugup. "Emm... Cassie, gue nunggu di mobil aja, ya."

"Loh... kenapa? Masa lo nggak mau bantuin Reynov?"

"Emm... gue cuma karyawan. Gue nggak pantes ikut. Reynov pasti bisa presentasi sendiri."

"Justru Reynov minta lo buat ikut. Kan, lo lebih ngerti kopi. Ayo! Buruan!"

Mereka sudah sampai di depan rumah Ali Sandi. Dua penjaga tampak mengecek mobil Cassie. Amara berusaha mengatur napasnya. Ayahnya masih di rumah sakit. Jadi tidak mungkin ia bertemu ayahnya. Tapi, Klarisa? Apa reaksi Klarisa kalau bertemu dengannya? Kemarin saja Klarisa menamparnya. Siapa saja yang ada di dalam nanti? Reynov, Cassie, siapa lagi? Ia akan malu sekali jika dihina Klarisa di depan umum.

"Gue nunggu di mobil aja, ya!" pintanya lagi pada Cassie. Tangannya dingin.

Cassie memutar otak supaya Amara mau ikut masuk. "Oke, lo nggak perlu ikut presentasi. Tapi lo bawain kopinya, ya. Gue pake gaun sama stiletto. Susah jalannya. Nanti lo nunggu di luar ruangan."

Fiasco KafeWhere stories live. Discover now