5. The Hot and Cold Man

12.5K 931 99
                                    

Sudah setengah jam lebih Amara terjebak macet. Bus yang ia tumpangi dari TK internasional tempat ia mengajar berhenti tak bergerak sama sekali. Amara menjulurkan leher. Astaga... ternyata di depan sebuah mall ada acara promo album baru dari Klarisa Karin.

"Mana Klarisa? Duh... pengen lihat!"

Orang-orang di dalam bus, berebut menempel di kaca ketika bus mulai bergerak mendekati mall. Sialnya, Amara yang duduk di pojok jendela jadi terjepit. Mana orang-orang di bus itu pada bau badan. Iyuh... apes bener kena ketek orang! Amara menutup hidungnya.

Sekilas ia ikut melihat sosok Klarisa yang tampak dari kejauhan. Selebriti itu sangat glamour. Dia penyanyi muda yang terkenal dengan citra positifnya sebagai wanita smart lulusan luar negeri. Orang tuanya juga bukan orang sembarangan. Ibunya penyanyi terkenal Ela Lidia, dan ayahnya pejabat militer ternama, Ali Sandi. Hidupnya sempurna sekali.

Berbanding terbalik dengan Amara yang bahkan sekarang harus berdesakkan di dalam bus menuju kafe demi bekerja part time. Susah banget cari duit! Klarisa pasti nggak pernah ngerasain dompet kosong, susah bayar sewa kontrakan, akhir bulan makan mi instan. Ah... Betapa nyamannya hidup Klarisa.

*****

Sampai di kafe, untungnya Reynov belum datang. Padahal Amara terlambat sampai satu jam. Reynov si pemilik kafe itu memang tidak peduli dengan kafe. Dia datang dan pergi kapan saja, habis itu langsung ngedekem di ruang kerjanya. Nggak pernah nyapa, apalagi ngajakin ngobrol. Amara jadi bosan. Apalagi kafe ini sepi sekali.

Bosan, akhirnya Amara mengundang sahabatnya, Lala dan Satya, untuk datang ke Fiasco. Lala adalah barista di kafe lama Amara bekerja, sedangkan Satya adalah teman sejak kecilnya yang kini jadi dosen biologi. Berkat koneksi dari Satya juga Amara bisa mengajar di TK internasional itu hanya dengan ijazah SMA.

"Wah... lucu banget kafenya!" Lala berteriak senang memasuki kafe. Satya belum datang karena masih di kampus.

Lala lalu mengeluarkan ponselnya dan merangkul Amara mengajak foto selfie. Tapi, Amara langsung menghindar. Amara tidak suka kamera.

"Ah, lo nggak gaul! Sosmed nggak punya, difoto nggak mau!" protes Lala.

"Biar misterius ... hehe!"

"Yee... Rakyat jelata kayak kita, tuh, harus eksis biar dapet koneksi. Lo pikir lo Klarisa Karin yang bapaknya pejabat, ibunya artis, dari lahir udah punya privilege!"

Amara tidak menanggapi. Malas membahas Klarisa.

"Btw, siapa owner Fiasco kafe ini?" tanya Lala.

"Temen SMA gue. Namanya Reynov."

"Namanya Reynov? Ganteng, nggak?"

"Ganteng. Kotak-kotak lagi perutnya."

"Oh my God! Lo lihat dia nggak pakai baju?! Lo udah ngapain aja sama dia?! Lo mulai nakal, ya!"

Amara menutup mulutnya. Keceplosan. "Enggak! Dia lagi kerokan di sini pas gue dateng!"

"Kerokan? Uuu sexy! Sikat-sikat! Gue dukung!" Lala mulai semangat kalau gosipin cowok ganteng. "Eh tapi, nasibnya Satya gimana dong? Mau lo putusin demi si Reynovasi Rumah itu?"

Amara menatap heran ke Lala. "Apa, sih, gue nggak ada apa-apa sama Satya!"

"Ah... tapi Satya kelihatan ngarep banget gitu sama lo! Hayo lo mau pilih siapa, nih?"

Amara no comment. Saat ini pacar hanya akan menambah beban di hidupnya yang sudah susah. Lantas, baru dibahas, Satya akhirnya datang. Dosen muda itu membawa laptop dan setumpuk kertas-kertas.

Fiasco KafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang