15. The Money Grabber

8.4K 784 5
                                    


Berita Klarisa yang akan disidang atas kasus narkoba dan aborsi menjadi trending. Amara tidak heran karena ia pernah hidup satu rumah dengan Klarisa, dan ia tahu Klarisa itu pemakai narkoba. Tapi, ia curiga. Beberapa hari lalu ia diculik. Dan sekarang saudari tirinya terkena kasus.

"Jangan-jangan pelakunya sama!" duga Amara. Seharian ia terus kepikiran.

Berita itu rupanya berkumandang juga di kantor Robby Consultant. Robby Baskara, pucuk pimpinan firma detektif swasta itu menemui Reynov untuk membahas kasus Klarisa yang Reynov sebabkan ini.

"Bodoh! Bukannya mencari keberadaan anak kandungnya, malah bermain-main dengan anak tirinya. Untuk apa? Buang-buang waktu!" Robby marah besar.

"Tapi nama Ali Sandi juga ikut tercemar, Pah! Lihat, bahkan para petinggi militer sedang mempertimbangkan untuk menskors Ali Sandi karena anaknya berkelakuan buruk. Lebih baik kita menjadikan anak tirinya sebagai umpan daripada anak kandungnya. Anak tirinya itu artis."

"Dunia artis itu riskan. Banyak media. Dan Ali Sandi tidak pernah menyayangi anak tirinya. Dia menikahi Ela Lidia hanya untuk pencitraan!" Robby menekankan. "Jadi, tetap kejar anak kandungnya itu. Kamu sudah tahu di mana anak itu?"

"Belum, Pah." Reynov berbohong. Ia harus menyembunyikan Amara. Robby tidak boleh tahu, atau Robby sendiri yang akan menculik Amara dan pastinya akan melakukan kekerasan bahkan pembunuhan.

"Waktu kita tidak banyak. Erik akan menemui dokter yang dia duga anaknya Ali Sandi itu. Lihat, Erik sudah bergerak, tapi kamu belum apa-apa! Pemalas!"

Reynov tidak takut. Amara ada di tangannya. Sedangkan Erik masih salah mencurigai orang lain sebagai anaknya Ali Sandi.

"Tapi kita punya misi baru sekarang," kata Robby. Ia mengeluarkan tab dan menunjukkan e-mail dari Klarisa yang meminta tim Robby Consultant menangani kasusnya agar ia bisa bebas dari tuduhan. "Silver lining, ada sisi positifnya juga kamu bermain-main dengan anak tirinya. Dia bersedia membayar berapa pun. Kita butuh dana sekarang. Jadi, kamu bela anak tiri Ali Sandi ini di pengadilan!"

Reynov sama sekali tidak tertarik. Ia ingin Klarisa hidup menderita atas perlakuannya pada Amara, kenapa sekarang ia harus membela Klarisa.

"Maaf, Pah, saya nggak bisa. Mungkin Papah bisa suruh Erik."

"You did it, you clean it," perintah Robby, "Kalau kamu masih mau menangani kasus Ali Sandi, kamu kerjakan ini juga!" kata Robby. Ia tidak suka penolakan.

Perintah Robby tidak bisa dinegosiasi. Robby adalah pebisnis ulung yang tidak akan membuang kesempatan. He's a money grabber. Maka, ia paksa Reynov untuk menangani kasus ini, dan mengenakan biaya sejuta dolar kepada Klarisa.

                                                                         *****

"Sejuta dolar?" Klarisa di ruang kerjanya melotot tidak percaya menerima tagihan dari Robby Consultant. "Biasanya kasus begini setengah juta dolar aja nggak nyampe! Dia bener-bener mau meres gue, ya?" keluh Klarisa.

Reynov juga merasa sejuta dolar itu overprice. Tapi perintah tetap perintah. Ia harus bisa membuat Klarisa membayar sebanyak itu. Maka ia menemukan satu trik; Klarisa adalah Orang Kaya Baru yang cuma akan takut oleh orang berkasta lebih tinggi darinya. Maka hari itu ia datang ke kantor Klarisa dengan mobil termewahnya. Wow... so dandy! Menjadi arogan adalah bakatnya. American style.

Sebelum menemui Klarisa, di dalam mobil Reynov menyisir rambutnya sambil bergumam tanpa sadar, "Coba aja gue dandan keren gini di depan Amara. Pasti dia klepek-klepek. Terus, pasti cita-cita anehnya pengen ngawinin duda bule langsung ilang dan berubah jadi pengen ngawinin...." Reynov tiba-tiba tersadar.

"What?! Kenapa gue pengen kelihatan keren di depan Amara?!" Dia kaget sendiri. Matanya terbelalak melihat dirinya di kaca. Ia tiba-tiba membayangkan Amara dengan kostum Rapunzel konyol itu menatapnya terpesona. "Ih... Kenapa kostum princess anehnya dia ganggu banget, sih! Sampe nempel di otak. Jijik gue!" Reynov merinding. Ia buru-buru keluar mobil dan menemui Klarisa.

"Klarisa, pengacaranya sudah datang!" asisten Klarisa memberitahu Klarisa.

Reynov memasuki ruang kerja Klarisa dan langsung mengajak berjabat tangan. "Reynov. Lawyer dari Robby Consultant!" katanya memperlihatkan arloji puluhan jutanya. Sombong!

"Anda... lawyer saya?" Klarisa tidak berkedip. Kagum.

Reynov sadar Klarisa terpesona olehnya. "Heh, sadar! Lo masih akan ketemu gue berhari-hari lagi. Lo bakalan capek kalau tiap hari terpesona sama gue!"

Klarisa jadi tengsin karena ketahuan meleleh dengan betapa karismatiknya Reynov. "Anda yang sopan, dong!" protesnya. Ia tidak habis pikir kenapa Reynov bisa se-GR dan se-PD itu.

"Client gue banyak. Gue sibuk. Gue langsung ke intinya aja," Reynov si manusia made in USA itu tidak peduli sopan santun. Langsung, ia keluarkan semua dokumen dari dalam kopernya. "Gue udah buat semua bukti palsu untuk memperkuat bahwa lo nggak bersalah. Tim IT gue udah meretas semua data pribadi lo dan menghapus semua transaksi narkoba lo sama bandar, dan juga data-data lo di klinik aborsi udah hilang. Lo tinggal bayar gue sebagai pengacara."

Klarisa masih loading karena terdistraksi ketampanan Reynov. Ia berusaha waras dan kembali pada kasusnya. "Apa track record Anda sebagai pengacara? Kasus apa yang sudah Anda menangkan? Dan kenapa biayanya semahal ini?"

Reynov menunjukkan data client yang berhasil ia tangani. "Semua klien gue berasal dari perusahaan top tier dalam negeri maupun luar negeri!" kata Reynov. Klarisa tampak bungkam tidak bisa berkata-kata.

"Take it or leave it. Cuma gue lawyer yang berani malsuin dokumen buat lo."

"Tapi.... sejuta dolar? Anda memeras saya?"

"Lo pikir nyuap sana-sini murah?!"

Klarisa sudah terhipnotis dengan penampilan berkelas Reynov dan ia juga tidak punya pilihan lain. Akhirnya, Reynov menjadi lawyer yang membela Klarisa di persidangan. Dengan kepiawaiannya melobi dan memalsukan dokumen, kasus itu dianggap hanya fitnah dari haters yang berakhir damai. Tinggal membayar orang saja untuk mengaku sebagai haters yang menyebarkan bukti-bukti palsu, lalu suruh orang itu untuk membuat klarifikasi dan minta maaf. Selesai.

Nama baik Klarisapulih dalam sekejap. Amara mengikuti berita itu dan terkejut ternyata Reynovlahpengacara yang membela Klarisa. Ia jadi kecewa. Ia pikir Reynov orang baik.Tapi, ternyata dirinya saja yang naif.

Fiasco KafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang