86. Lo Jangan Aneh-aneh, Nanti Gue Laporin Polisi

201 45 14
                                    

Ninu ninu ninu, peringatan. Part ini banyak gulanya!

Jangan pikir bahwa hubungan Sean-Seje akan berlangsung damai dan adem ayem pasca keduanya mengakui perasaan satu sama lain, karena nyatanya, kini pun keduanya masih layaknya sepasang Tom and Jerry yang tak lelah untuk ribut sana sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan pikir bahwa hubungan Sean-Seje akan berlangsung damai dan adem ayem pasca keduanya mengakui perasaan satu sama lain, karena nyatanya, kini pun keduanya masih layaknya sepasang Tom and Jerry yang tak lelah untuk ribut sana sini.

Pasca melarikan diri dari Sean saat di wahana ice skating tadi, Sean yang berakhir jatuh terduduk akhirnya mengamuk brutal pada Seje yang cuma bisa terkekeh puas. Lalu setelahnya, bagai bocah yang tak puas jika tidak membalas dendam, Sean pun melancarkan aksinya untuk menjahili Seje dengan menyembunyikan ponsel gadis itu ketika mereka sedang makan di salah satu restoran Jepang cepat saji.

Sean yang tahu Seje mudah lupa, lantas memprovokasi gadis itu untuk kembali ke restoran untuk memeriksa dan menanyai perihal ponselnya yang sepertinya tertinggal di meja makan. Seje yang clueless itu pun lantas menurut. Ditemani sang suami, ia kembali ke outlet restoran dan bertanya pada pelayan di sana. Wajahnya serius sekali. Benar-benar takut bahwa ponselnya akan hilang dan segala hal-hal penting di dalamnya ikut raib.

Namun tak berapa lama, setelah pihak restoran memastikan bahwa tak ada ponsel Seje yang ditemui, dan juga perempuan itu sendiri yang mati-matian meyakini bahwa dirinya memang meninggalkan benda itu di sana, akhirnya sempat terpicu adu argumen yang cukup alot.

Sean yang menontoni sang isteri mulai panik itu bukannya ikut mengiba, ia justru menahan-nahan tawa. Lantas mulai memancing atensi Seje dan menyadarkan gadis itu bahwa ada yang tak beres dengan kejadian yang sedang menimpanya.

"Sean, lo kenapa nahan tawa kaya gitu?"

Mendengar satu tanya menyudutkan tersebut, Sean pun buru-buru menegangkan mukanya. Terlebih saat dilihatnya beberapa pelayan dan pihak restoran juga telah menaruh atensi pada dirinya.

"Ah... gue... nahan tawa?" laki-laki itu justru bertanya balik. Pura-pura bodoh dengan tuduhan Seje tersebut.

"Lah malah ngelak. Sumpah ya gue lihat lo nyaris ketawa tadi. Kenapa? Ayo jujur, ini kerjaan lo kan?!"

Seje yang mulai yakin dengan asumsinya itu lantas sepenuhnya menghadapkan tubuhnya pada sang suami seraya berkecak pinggang.

"Ayo cepat ngaku! Gue tahu ini bagian dari rencana lo! Lo jahilin gue?!"

Sean yang masih berupaya mati-matian untuk menahan ekspresinya tersebut lantas menggeser tatap ke arah lain. Tepatnya ke arah dua orang pelayan yang mulai tampak bingung dengan kejadian di hadapan mereka itu.

Lalu, tanpa basa-basi, Sean pun memberi kode pada dua orang pelayan tersebut agar kembali melanjutkan aktivitas mereka. Seje yang menyadari sikap Sean tersebut lantas kian yakin dengan kecurigaannya.

"Kan apa gue bilang! Lo yang ternyata nyembunyiin hape gue?!!"

Akhirnya, pasca melihat sepasang mata Seje yang melotot sempurna dengan wajah perempuan itu yang telah dicondongkan ke arahnya penuh amarah, Sean pun tak bisa menahan ledakan tawanya.

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now