32. Drama Depan Pintu

145 42 10
                                    

yeay aku apdet lagiii, ayo kencengin vote dan komennya biar aku semangat apdet tiap hariiiii >-<

yeay aku apdet lagiii, ayo kencengin vote dan komennya biar aku semangat apdet tiap hariiiii >-<

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Ting nong!

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Ting nong!

Tubuh Seje terloncat kaget kala rungunya mendengar bunyi bel dari pintu depan. Tanpa buang waktu, perempuan yang telah mengikat rambutnya tinggi-tinggi itu pun buru-buru berjalan keluar kamar. Hendak membukakan pintu bagi tamu yang tanpa dilihat itu pun, ia sudah tahu siapa.

Ya, itu sudah pasti Juwanda.

Laki-laki yang belum genap lima belas menit lalu meneleponnya dan memberitahu akan datang untuk menjenguknya.

Rasanya, lucu sekali jika mengingat bagaimana di hari yang sama, ia dan Sean sama-sama kedatangan tamu. Padahal baik ia maupun Sean tak memberitahu tamu-tamu mereka tentang kondisi sakit yang mereka alami. Keduanya sama-sama hanya izin untuk tidak datang ke kantor dan kampus karena sedang kurang sehat. Tapi entah bagaimana, Amanda dan Juwanda bisa sama-sama tahu. Ajaib memang, tapi itulah kenyataan.

"Biar gue yang bukain." Seje berujar pada Sean yang dilihatnya sudah berdiri dari sofa ruang tengah. Terlihat hendak berjalan ke arah pintu depan dan berniat untuk membukakan pintu.

Tapi karena Seje melarangnya, Sean pun menurut dan duduk kembali.

Namun selama Seje menderap ke arah pintu, selama itu pula Sean mengarahkan tatapnya pada gadis itu sembari menebak-nebak tentang siapa tamu yang akan disambut gadis itu.

Lalu berselang, suara Seje yang menyapa ramah pun terdengar. Seketika itu pula Sean bisa tahu siapa tamu yang dimaksud.

"Wan, gue udah ngechat lo loh buat gak usah repot-repot datang ke sini."

Sambutan bernada sungkan tersebut langsung dilontarkan oleh Seje kala pandangannya menemui Juwanda yang berdiri di depan pintu. Laki-laki itu tampak begitu rapi namun juga santai dengan setelan celana jeans hitam pekat dan kemeja coffe yang sengaja dilepas kancingnya hingga menampilkan sedikit bagian dadanya di dalamnya.

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt