2. Warteg Mas Tarno

461 108 22
                                    

Yuhu, Seje-Sean is back!

Seperti biasa, silahkan tinggalkan jejak sebagai apresiasi kalian atas cerita gratis ini.

Happy reading~
💚💚💚

■■■■■

Insiden 'bocor' dan permen thammarin yang tak jua berlabuh di mulut Seje sejak tadi pagi agaknya cukup menjadi alasan dari kebrutalannya kali ini yang mencak-mencak tak jelas di dalam kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Insiden 'bocor' dan permen thammarin yang tak jua berlabuh di mulut Seje sejak tadi pagi agaknya cukup menjadi alasan dari kebrutalannya kali ini yang mencak-mencak tak jelas di dalam kamar. Chandra belum pulang dari apel siang bolongnya dengan Raha—kekasih pujaan hati. Mas Ilman juga belum kembali dari acara makan bareng rekan sekantornya yang memang, sudah dikatakan lelaki bertutur lembut itu bahwa ia akan pulang selepas maghrib.

Kini tinggallah Seje seorang diri di rumah. Soalnya emak sama bapak juga gak lagi di rumah. Jam empat tadi, tiba-tiba keduanya sudah berpenampilan rapi dan pamit buat ke rumah tetangga. Iya, tetangga yang itu. Memangnya yang mana lagi yang senantiasa menjadi konco kental orang tuanya? Tentu saja mama papa tercinta dari seorang Sean Solihun Nasution.

"Seje!! Main yuk! Seje! Oh Senarai Jelita tapi gak ada jelita-jelitanya!"

Seje yang baru saja berdamai dengan kekacauannya mendadak bangkit begitu suara maha berisik terdengar dari arah bawah. Gadis itu kemudian membuka jendelanya. Mengintip dari sana dan menemui tiga ekor manusia sedang mendongak ke arahnya dengan tampang girang.

Salah seorang di antara mereka yang paling tinggi sekaligus terlihat paling begajulan selanjutnya berteriak, "woy! Turun sini!"

Mau marah, tapi dia tahu seorang Yudhistira adalah preman sinting yang bisa lebih bar-bar dari dirinya.

"Ogah ah! Gue lagi gak mood main sama kalian!" begitu akhirnya yang Seje katakan.

"Gak usah banyak cerita pake mad mood mad mood segala dah! Turun cepat!" Kali ini giliran Tri, si anak laki-laki berkacamata lebar yang agaknya dikenal bermulut paling lancip di antara mereka, bersuara. Sementara satu-satunya gadis di antara tiga orang itu hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala. Seolah sepakat dengan dua titah teman laki-lakinya.

"Eh sumpah ya, besok-besok deh. Hari ini gue beneran gak enak badan. Serius! Gue baru aja dapet!"

"Yaudah sih, gue manjat." As expected, Yudhistira benar-benar memasang ancang-ancang untuk memanjat pagar besi hitam tinggi yang agaknya langsung membuat Seje mengerang kesal dan buru-buru turun.

Sampai di bawah, gadis yang masih bersetelan pajama itu pun langsung memelototi ketiga sahabat sejak sekolahnya itu. Berkecak pinggang sebentar sebelum akhirnya kalah galak dengan Yudhistira dan Tri yang balas memasang tampang garang.

"Gue udah bilang ya lagi gak mood, awas aja entar lo pada misuh-misuh karena guenya gak asik." Seje berujar ketus tapi dua tangannya tetap bergerak membukakan pagar dan membiarkan ketiga temannya itu masuk ke halaman rumah.

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now