41. Satu Kosong

103 38 8
                                    

yuhuuuu sean seje is backkkk

Sepeninggalan opung yang telah kembali ke rumahnya, Sean dan Seje sama-sama larut dalam lamunan masing-masing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepeninggalan opung yang telah kembali ke rumahnya, Sean dan Seje sama-sama larut dalam lamunan masing-masing. Keduanya masih syok dengan poin terakhir dari perbincangan mereka dengan sang kakek. Pembahasan mengenai anak yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka.

Tapi bisa-bisanya Sean mengiyakan seolah permintaan tersebut bukanlah sesuatu yang sulit untuk mereka turuti. Padahal nyatanya, boro-boro punya anak, tidur sekasur saja mereka tak pernah.

Menyadari ke-tidak masuk akal-an tersebut, Seje pun buru-buru menodongi Sean dengan sederet pertanyaan dan amarah. Jelas, ia tak bisa menerimanya begitu saja.

"Lo udah sinting ya, ngiyain permintaan opung lo tadi?!"

Sean yang sudah menyangka akan mendapati reaksi semacam itu pun cuma bisa menghela napas panjang.

"Ya terus gue mesti gimana?" tanyanya pasrah.

"Tolak lah!"

"Lo mau gue tolak permintaannya gitu aja?"

"Iya. Apa susahnya sih? Tinggal lo bilang aja, kita belum mau punya anak. Atau bahkan lebih bagus kalau lo to the point dan bilang. Sorry kek, aku sama Seje udah sepakat buat gak punya anak. Kita mau childfree aja."

"Sinting ya lo?" Sean mendecih tak habis pikir. "Lo kira bisa semudah itu bikin opung gue setuju? Bahkan orang tua kita aja belum tentu bisa terima alasan yang lo sebutin itu. Apalagi opung gue. Dan gue rasa kakek nenek lo juga pasti bakal bereaksi sama. Mereka gak akan ngebiarin kita buat nentuin pilihan kita buat childfree."

"Why not?! Kita bisa kasih mereka pengertian." Seje masih ngotot.

"Berapa lama? Setahun? Dua tahun? Selamanya? Lo kira enak ngadepin tuntutan kaya gitu terus-terusan? Gue cuma ngambil jalan paling cepet buat ngehentiin tuntutan opung gue itu."

"Dengan mengiyakan kaya gitu?" Kali ini giliran Seje yang tertawa sarkas. "Oh, terus maksud lo caranya kita punya bayi kaya gimana? Adopt anak orang gitu? Gila ya lo."

"Of course not!"

"Terus?!"

"Ya we make a baby..." sahut Sean dengan suara memelan.

Tapi tentu saja, Seje yang tidak tuli dapat mendengarnya dengan baik.

"SINTING YA LO?!"

Dan sesuai ekspektasi, gadis itu mengamuk bar-bar. Sama sekali enggan dengan ide gila Sean tersebut.

"Terus menurut lo jalan yang paling masuk akal apaan?" Sean yang masih menggunakan nada bicara normalnya itu tampak sabar. Memandang lurus pada Seje yang duduk di sofa seberangnya tersebut.

"Ya cari jalan lain lah! Ya kali bikin bayi beneran. Gila ya lo!"

"Enggak. Gue rasa itu yang paling masuk akal. Lo gak pernah denger? Banyak orang di luar sana yang juga dijodohin kaya kita. Bahkan lebih parah, mereka sebelumnya saling gak kenal sama sekali. Tapi gak berapa lama, karena tuntutan keluarga, mereka bisa punya anak. Walau tanpa cinta."

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now