4. Mabok

519 119 39
                                    

Yeay! Mupung challenge 50 votes dan 30 commentsnya kesampaian. Aku kembali membawa sebuah updatean. Tapi sebelum mulai baca, aku mau ucapin selamat lebaran ya chinggudeul sekalian! Minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin🤲🤗
Well, happy reading!
💚💚💚

■■■■

Kabar rencana pernikahan Seje dan Sean langsung merebak keesokan harinya pasca malam keramat di mana para orang tua mengumumkannya pada Seje

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Kabar rencana pernikahan Seje dan Sean langsung merebak keesokan harinya pasca malam keramat di mana para orang tua mengumumkannya pada Seje. Sejak itu, Seje mulai memperoleh banyak ucapan selamat. Walau sebagian besar disertai pula dengan kata-kata tak menyangka, terkejut, hingga sumpah serapah dan cacian yang tentu saja tak lain dan tak bukan dilontarkan oleh ketiga sahabatnya yang syok bukan main.

Ya gimana ya, perasaan baru kemarin sore main bareng terus malamnya nugas bareng tahu-tahu besoknya sudah dapat kabar mau kawin. Eh enggak deh, nikah dulu maksudnya.

Parahnya, nikahnya bukan yang direncanakan dulu semisal akan digelar dalam beberapa bulan lagi atau minimal bulan depan. Tapi ini, minggu depan. Benar-benar di Hari Minggu depan. Dan itu bukan cuma membuat orang lain terheran-heran mendengarnya, tetapi Seje sendiri juga masih tak bisa sepenuhnya menerima.

Sejak tadi malam, gadis itu tak keluar dari kamarnya. Ia menangis keras. Menolak segala macam tawaran makan dan beberapa panggilan langsung dari kakak dan adiknya, berikut juga panggilan telepon dari teman-temannya yang masih menuntut penjelasan.

"Je, ini sudah mau sore loh. Kamu belom makan dari semalam." Begitu suara Mas Ilman yang Seje dengar dari luar pintu kamarnya. "Mas mau nganter Emak sama Bapak ke rumah sakit sebentar lagi, kamu beneran gak mau ikut? Tante Aina pasti nungguin kamu loh."

Tak ada jawaban sama sekali. Dalam hati, Ilman yang berdiri di hadapan pintu kamar adiknya itu tahu persis bahwa keputusan yang ditetapkan orang tua mereka bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah diterima adiknya. Bukan cuma soal Seje yang tak akur dengan anak tetangga itu, tapi secara mental sendiri, Seje memang belum siap untuk menjadi seorang isteri. Seje masihlah adik kecilnya yang belum tahu apa-apa mengenai tahap hidup satu itu. Namun berapa kali pun dipikir, Ilman sendiri juga tak punya pilihan yang lebih baik dari perjodohan itu. Terlebih ketika ia tahu Sean adalah lelaki yang akan dinikahkan dengan adiknya. Meski terkadang laki-laki batak itu terlihat dingin, ketus dan keras kepala, tapi Ilman kenal baik sosok seperti apa Sean sebenarnya. Sosok yang akan menjaga Seje dengan baik—walau ya, Ilman sendiri tidak pernah yakin sampai kapan perang di antara keduanya akan berakhir.

"Ya sudah, kalau kamu masih belum mau keluar. Mas pergi ya." Ada rasa berat ketika Ilman hendak melangkah, jadi ia diam sejenak. Memandang lamat pada pintu yang masih menutup rapat.

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ