23. Tumben

171 45 12
                                    

Voteeee dulu ygy jangan jadi sideerrrrr

Voteeee dulu ygy jangan jadi sideerrrrr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Huwaaa!"

Itu bukan suara Seje yang sedang berteriak seperti tadi malam, melainkan suara perempuan itu yang sedang menguap puas karena ia baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya.

Well, Seje memang tidur dengan nyenyak sekali tadi malam. Ia tidak tahu hal apa yang membuat tidurnya seberkualitas itu tapi ia yang menyudahi segala ketakutannya semalam dengan memeluki Sean tersebut menyadari bahwa setelah adegan menggelikan itu, ia mendadak ngantuk berat dan tertidur begitu saja.

Di sela-sela kantuknya, ia dapat mendengar derap langkah kaki laki-laki itu yang pelan-pelan menjauhi kasurnya. Ia bahkan tak sempat mengucapkan terima kasih pada Sean karena begitu mengantuk, tapi toh tidak mengapa. Ia masih bisa bertemu dengan Sean lagi hari ini, atau barangkali nanti-nanti.

Melirik ke arah jam dindingnya yang berwarna biru, Seje menguap sekali lagi sembari membatinkan angka yang ditunjuk oleh jarum jam.

Jam setengah sembilan.

Lumayan juga tidurnya, begitu yang ia pikirkan berikutnya. Tapi tak berapa lama, Seje kembali dibuat tercenung kala ingatannya dipukul mundur pada satu momen aneh antara dirinya dan Sean semalam.

Jangan takut, gue ada di sini...

Oh shit!

Membayangkannya saja sudah membuat Seje merinding

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Membayangkannya saja sudah membuat Seje merinding. Bagaimana bisa semalam ia terbuai oleh sebaris kata-kata dari Sean tersebut. Perlu dicatat sekali lagi. Kata-kata itu terlontar dari bibir Sean! Seorang Sean yang sangat menyebalkan itu! Bagaimana bisa ia sempat berpikir bahwa Sean terdengar baik dan keren semalam—

"Aish! Pffft! No!"

Seje mendadak menyilang-nyilangkan tangannya di depan dada. Seolah berupaya menghapus segala pikiran positifnya tentang Sean.

"Tidak! Tidak! Lo salah, Je. Ayo, buka pikiran lo!"

Bermonolog, Seje berbicara pada dirinya sendiri seraya menunjuki wajahnya dan berekspresi sendiri, seakan-akan dirinya sedang memarahi dirinya sendiri.

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now