85. Jangan Bilang Sean Setan Lagi

161 47 8
                                    

Ehemmmm dah siap dengan rumah tangga benerannya Sean Seje? wkwkwk

Vote dulu dongggg

Pasca diberi kesempatan untuk memilih, Seje langsung menyebutkan keinginannya yang kini telah menjadi tujuan dari melajunya mobil yang dikendarai oleh Sean di sampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pasca diberi kesempatan untuk memilih, Seje langsung menyebutkan keinginannya yang kini telah menjadi tujuan dari melajunya mobil yang dikendarai oleh Sean di sampingnya.

Begitu tiba di tempat tujuan yang merupakan sebuah pusat perbelanjaan ternama di Jakarta, Seje dan Sean langsung turun. Keduanya kemudian menderap menuju lantai di mana tempat bermain ice skating berada.

Seje pikir, saat Sean mengiyakan keinginannya buat main ice skating semudah itu, mungkin saja karena Sean yang juga sedang ingin memainkan permainan yang membutuhkan keseimbangan tubuh tersebut.

Namun nyatanya, saat ditanya apakah laki-laki itu mau ikut dengannya, Sean malah menggelengkan kepala.

Semula Seje kira karena Sean yang sedang tak enak badan atau sekedar enggan belaka. Tapi saat dilihat-lihat lagi, Seje akhirnya tahu alasan sebenarnya.

Sean menolak untuk ikut bermain karena memang laki-laki itu yang tak bisa main ice skating sama sekali.

"Udah ayo, gapapa. Biar gue ajarin," bujuk Seje seraya memakai sepatu skatenya dan mendongakkan kepalanya pada Sean yang masih betah berdiri di depannya.

"Enggak. Lo aja yang main," kata Sean bersikeras tak ingin.

"Tapi gak seru kalau gue main sendiri doang."

"Gapapa, biar gue lihatin dari sini."

"Gak mau."

Sean menghela napasnya pelan. "Gue gak bisa main ini sama sekali, Je."

"Ya makanya kan gue bilang biar gue ajarin."

"Tetep aja..."

"Gak ada yang gak bisa kalau lo serius buat belajar."

"Tapi gue udah pernah dan—"

Merasa enggan terus-terusan membujuk dan mendapat penolakan dari Sean, Seje yang telah selesai dengan sepasang sepatu di kakinya itu lantas bangkit dan buru-buru menarik kedua tangan Sean untuk ikut dengannya.

"Udah-udah! Jangan banyak alasan. Ikut aja!!"

Gadis itu selanjutnya memaksa tubuh tinggi tegap Sean untuk duduk di depannya, lalu tanpa ba-bi-bu, dipasangkannya sepasang sepatu khusus ice skating ke kedua kaki Sean yang masih betah menghindarinya. Sukses membuat kesabaran Seje habis dan berakhir dengan gadis itu yang menyeret Sean untuk duduk, tanpa lagi berkutik, di depannya.

"Lo tuh ya, susah banget dibilanginnya." Perempuan yang tampak sewot itu kini sudah mengencangkan sepatu dengan tapak yang menurut Sean aneh itu namun sayang, telah terpasang di kedua kakinya.

"Gue beneran loh, gak tanggung jawab kalau sekiranya gue ngerepotin lo—"

"Enggak. Gak bakalan kok. Tenang aja."

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now