55. Makan Malam dan Hal yang Mengejutkan

108 36 11
                                    

Haloowwww akuw kembaliii

vomentnya dulu ayooo dikencenginnnn

Perjalanan Seje dan Sean untuk makan malam akhirnya harus dilanjut dengan menggunakan taksi alih-alih diteruskan dengan menaiki kereta yang agaknya kurang nyaman karena begitu padat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perjalanan Seje dan Sean untuk makan malam akhirnya harus dilanjut dengan menggunakan taksi alih-alih diteruskan dengan menaiki kereta yang agaknya kurang nyaman karena begitu padat. Setelah menempuh jarak selama nyaris satu jam dengan taksi, mereka pun tiba di sebuah restoran tepi laut yang tampak begitu fancy namun juga terkesan intimate karena interior dan suasana yang sengaja dirancang untuk sebuah makan malam romantis.

Seje dan Sean sama-sama tak tahu, meja yang ada di mana yang telah dipesankan sang kakek untuk mereka. Yang mereka tahu, mereka hanya perlu menunjukkan tiket pemesanan pada bagian resepsionis lalu seorang pelayan perempuan muncul dan mulai mengantarkan mereka ke meja yang dimaksud.

Sungguh tak terekspektasikan oleh sepasang suami isteri itu bahwa opung memesankan mereka meja yang berada di rooftop. Bukan karena pemandangan maha indah yang kini memanjakan mata mereka dan membuat keduanya sama-sama tercengang itu, akan tetapi lebih kepada fakta bahwa ternyata meja yang telah mereka duduki sekarang ini adalah meja kelas dua di restoran tersebut dengan harga booking yang tentunya tidak main-main.

Seje sampai tak berhenti menutupi mulutnya yang tercengang seusai mencari tahu semua itu melalui website restoran yang ia akses melalui ponselnya.

"Wah gila, speechless gue!"

Seje berseru heboh kala dilihatnya si pelayan wanita tadi telah pamit undur diri. Kini hanya tersisa mereka berdua dan dua meja lainnya yang kebetulan sedang kosong.

"Woah!"

Sean yang sama tercengangnya itu cuma bisa menganga seraya memendarkan pandang berkeliling. Masih terlihat tak percaya.

"Opung emang kalau serius gak pernah main-main," Sean berujar apa adanya.

Terdengar sedikit lucu di telinga Seje.

"Ya namanya juga serius, berarti gak main-main dong." Respon gadis itu kemudian.

"Ya maksud gue begitu lah."

Seje tersenyum. "Untung banget gue ikut. Kalau gak rugi banget gak bisa ngerasain makan di sini."

Mendengarnya, Sean cuma tersenyum tipis.

"Tapi, ini serius segini nih harganya buat makan malam begini doang?"

Sean menganggukkan kepala. "View, pelayanan, dan lokasi serta makanan di sini pasti sesuai dengan harganya kok. Gue yakin kenapa tempat ini jadi satu restoran yang ramai dan eksis meski punya harga selangit."

Oke baik, agaknya Seje mulai merasa ngeh mengapa Sean begitu gila akan pekerjaannya. Lihatlah, laki-laki itu baru saja menjawabnya seperti seorang pekerja yang sedang bertemu dengan clientnya.

Alhasil, dari pada meneruskan percakapan serius mereka yang mungkin akan membuat Seje berakhir tak mengerti apa-apa, gadis itu pun berinisiatif mengalihkan topik.

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now