50. Ketar-ketir

112 36 16
                                    

Halooo rivalova is back 

Voment yaw

Voment yaw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai berjalan-jalan di candi Zojo-ji sembari puas berfoto ria, Seje dan Sean melanjutkan sesi liburan mereka dengan mengunjungi Menara Tokyo yang berjarak tak begitu jauh dari destinasi pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai berjalan-jalan di candi Zojo-ji sembari puas berfoto ria, Seje dan Sean melanjutkan sesi liburan mereka dengan mengunjungi Menara Tokyo yang berjarak tak begitu jauh dari destinasi pertama.

Tak jauh berbeda dengan apa yang mereka lakukan di Zojo-ji temple, kali ini pun setelah tiba di Menara Tokyo yang di pagi menuju siang ini tampak lumayan ramai itu, Seje cuma berjalan-jalan seraya melihat-lihat dengan sosok Sean yang sedari tadi mengimbangi laju kakinya, tepat di sampingnya.

"Lo gak mau foto lagi?" tanya Sean berhati-hati. Karena tak tahu kenapa, sejak sedari di candi tadi, Seje sudah berubah menjadi pelit bicara. Entah apa yang membuat mood gadis itu mendadak kelabu, tapi yang jelas, Sean dapat menangkap perubahan tersebut dari bagaimana wajah Seje yang kini lebih banyak murung dan merenung, serta responnya yang mendadak tak sehangat sebelumnya.

"Je, lo denger gue?"

Merasa pertanyaannya tak jua digubris, Sean pun memastikan kondisi sang gadis dengan menyentuh pundaknya pelan. Sebuah inisiatif yang berhasil membuat Seje mendadak menghentikan kedua kakinya.

"Je?—"

"Gue gak mau," kata sang gadis dengan posisi tubuh yang masih menghadap lurus ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak mau," kata sang gadis dengan posisi tubuh yang masih menghadap lurus ke depan. Seolah dirinya tak sedang bicara dengan Sean yang berdiri di sampingnya.

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang