35. Extra Part: Cerita Tentang Sena

1.9K 137 4
                                    

"Tolong perberat hukuman saya, Pak."

Penjaga penjara itu menatap seorang Ayah yang baru kehilangan Putra Bungsunya dengan tertegun. Setelah diminta untuk mengawasi tahanan di hadapannya untuk menonton Podcast putra sulungnya dengan izin dari Ketua, tiba-tiba saja Dimas mengucapkan hal yang tak terduga itu di sini.

Acaranya bahkan belum selesai, wajah pria paruh baya itu sudah basah karena tangisannya, meski menangis dalam diam, penjaga itu masih bisa mendengar isakannya yang tertahan.

"Saya juga melakukan tindak kriminal kepada putra Bungsu saya seperti apa yang anda dengar, hanya putra Bungsu saya yang tidak ingin membuat laporan."

"Beri saya hukuman yang lebih berat dari ini, tolong!"

"Bahkan jika hakim memutuskan untuk memberi hukuman mati untuk saya, saya akan menerimanya!"

"Saya akan lakukan cara apapun untuk menebus segala kesalahan saya! Tolong, Pak!"

•••

"Ayah? Terima kasih sudah datang dan meminta maaf sama Sena. Maaf Sena belum bisa bertemu secara langsung sama Ayah."

"Terima kasih sudah mau membantu mewujudkan keinginan Sena, terima kasih karena Ayah sudah mau melihat ke arah Sena."

"Yah, kalo Sena nggak sakit, Ayah nggak akan mau meluk Sena, ya? Ayah nggak akan mau peduli sama Sena, Ayah nggak akan mau ketemu sama Sena lagi?"

"Walaupun Sena tau Ayah jadi seperti ini karena Sena sekarat dan gak ada yang tau umur Sena akan berhenti bertambah,"

"Tapi Sena senang bisa melihat sosok Ayah yang belum pernah Sena lihat sebelumnya dan menjadi alasan Sena untuk tetap bertahan di sisi Ayah,"

"Sena udah maafin segalanya, Yah. Sena sayaaaangg banget sama Ayah."

Dimas mmemukuli kepalanya, ia bahkan menarik rambutnya sampai beberapa helai dari rambutnya itu terlepas dari kulit kepalanya.

Suara yang ia dengar lewat telepon minggu lalu itu kembali memenuhi isi kepalanya, tangannya mengepal sebuah kertas yang ia dapat setelah beberapa hari Sena pergi.

Tangannya yang berkeringat membuka kembali isi surat lepek yang masih bersih itu dengan gemetar.

Tangisannya kembali pecah ke permukaan, ibu jarinya mengusap satu demi satu foto yang diselipkan oleh putra Sulungnya di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangisannya kembali pecah ke permukaan, ibu jarinya mengusap satu demi satu foto yang diselipkan oleh putra Sulungnya di sana. Perih yang terus mengikis hatinya tak sebanding dengan rasa sakit yang pernah ia torehkan kepada kedua anaknya terutama Sena.

Penderitaannya saat ini tidak sebanding dengan perjuangan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, orang-orang yang bahkan tersiksa karena egonya.

If I Didn't Wake Up Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang