23. Shaka Peduli

2.6K 236 13
                                    

Lelaki jangkung yang memiliki wajah mirip seperti Sena itu melirik saudara kembarnya yang tengah fokus pada layar ponsel, punggung tangan kanannya masih tersambung dengan cairan infus dan masih terbaring santai di atas ranjang rumah sakit.

"Lagi ngapain, sih? Kepala lo gak pusing dari gue bangun tidur sampe selesai mandi gak lepas dari hp?" Cecar Shaka.

Sena melirik Shaka sekilas, lalu fokusnya kembali pada benda kotak pipih warna hitam miliknya dengan jari-jemari yang terus mengetik.

"Apa, sih? Tumben lo jadi kepo, biasanya apapun yang berhubungan sama gue, lo mah gak peduli. Mau tau aja nggak," Sarkas Sena tanpa menatap saudaranya.

Shaka berdecak kasar seraya merapikan rambutnya yang sedikit basah, "Kok lo jadi sewot? Giliran gue mau diajak akur, lo ngajak gelut terus. Maunya apa?"

Tak memberikan respon atas ucapan Shaka, lelaki itu akhirnya menyimpan ponselnya di atas nakas diiringi dengan helaan nafas yang berat.

"Malem di mana gue di gebukin Ayah, gue ada janji sama Naya buat ketemu." Ucap Sena tiba-tiba.

Shaka mengeryitkan dahinya bingung, "Naya?"

"Kanaya." Jelasnya. "Pasti malem itu dia nunggu sendirian di tempat yang gue janjiin, dari chat yang dia kirim ke gue, gue rasa dia kecewa." Kata Sena melanjutkan seraya menundukan pandangannya menatap lantai.

Belum sempat Shaka membalas, kedatangan dua orang yang mereka kenal membuat pembicaraan mereka menggantung. Senyum Sena yang sempat redup itu kembali sumringah ketika melihat Bundanya datang.

"Ka, berangkat sekolah Om yang anter ya?" Ucap Dika seraya menyimpan keresek berwarna putih di atas nakas.

"Kita bicarakan nanti. Bunda kamu udah nggak mau menggunakan semua fasilitas yang berasal dari uang Ayah. Dari pada naik bus, mending Om yang anter." Jelasnya.

"Om, si Shaka suruh jalan kaki aja kenapa? Manja amat," Celetuk Sena yang tengah disuapi bubur oleh Ayodhya.

Ohh.. Memancing perdebatan lagi rupanya.

"Congor lo bisa diem gak sih?" Sungut Shaka kesal, "Kalo gue manja, lo apaan? Udah gede masih minta disuapin Bunda! Bun, suruh makan sendiri aja, keenakan banget nyuruh-nyuruh Bunda gue!"

"Yeu bilang aja lo iri gak disuapin sama Bunda! Ini Bunda gue, suka-suka gue lah mau manja-manjaan sama Bunda sendiri!" Balas Sena tak mau kalah.

"Apaan sih, itu Bunda gue, gak usah ngaku-ngaku!" Sahut Shaka semakin panas.

"Bun, Bunda pilih Shaka atau Sena? Kasih paham Bun si Shaka, nyebelin banget—

"Lo kalo mau ngajak gue ribut jangan gini caranya, ayo berantem di sini!" Ajak anak itu seraya berdiri.

"Ayo siapa takut? Gue gak takut sama lo, sini maju lo!" Tantang Sena seraya membusungkan dadanya.

"Sini lo—akajsiwiwhejskwk." Suaranya menjadi terdengar seperti berkumur-kumur ketika Dika membungkam mulut Shaka yang monyong-monyong seperti bebek.

" Suaranya menjadi terdengar seperti berkumur-kumur ketika Dika membungkam mulut Shaka yang monyong-monyong seperti bebek

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
If I Didn't Wake Up Место, где живут истории. Откройте их для себя