69. Pulang Sendiri

Start from the beginning
                                    

Sean diam sebentar, menimbang-nimbang tentang tawaran Amanda tersebut yang ia paham betul ke mana arahnya. Perempuan itu pasti hendak mengajaknya bertemu hari ini juga.

"Sean?"

"Ah iya, Amanda. Kamu benar, kita emang harus ngelanjutin pembicaraan waktu itu. Tapi... kamu beneran udah oke buat ketemu hari ini? Maksud aku, kondisi kamu udah beneran baik-baik aja?"

Amanda tanpa pikir panjang langsung mengiyakan.

"Aku sebenarnya udah keluar RS dari semalem sih, Sean. It's okay, I'm fine."

"Hm, oke."

"Kamu keluar kantor jam 4-an kan?"

"Iya."

"Kita ketemu setelah kamu ngantor gimana?"

Pikiran Sean langsung melayang pada sosok Seje yang tadi pagi telah ia janjikan akan jemput di jam empat sore ini.

"Kalau hari ini kayanya aku—"

Niat Sean untuk menolak spontan diserobot oleh Amanda yang langsung melanjutkan kalimatnya.

"Kalau ketemu di Starbucks deket kantor kamu gimana? Kebetulan aku juga udah di luar sekarang, jadi aku bisa langsung jalan ke sana dan nungguin jam kantor kamu selesai di sana. Gimana?"

Sean menghela napasnya pelan.

"Amanda, aku sebenarnya hari ini—"

"Sean, kalau besok itu aku gak bisa karena mesti meeting sama clien, dan lusa juga kamu bilang jadwal kamu padat kan. Belum lagi rencana kerja kamu yang ke luar kota—"

"Tunggu dulu, kamu tahu dari mana soal aku yang bakal ke luar kota?"

"Sorry, aku tanyain soal ini ke sekretaris kamu. Karena aku pikir, aku perlu ngatur jadwal meeting kita. Mengingat waktu kita udah sempit banget."

Sean sebenarnya rada tak terima dengan sikap Amanda yang semena-mena tersebut, namun setelah ia mendengar alasan perempuan itu yang cukup masuk akal. Jadilah ia membiarkannya saja dan tak mempermasalahkannya sama sekali.

"So how Sean? Kamu bisa kan?"

Diam Sean sebentar, menimbang dan memikirkan sekali lagi keputusan apa yang paling tepat untuk ia pilih sekarang.

Karena Amanda yang terus saja mendesaknya, alhasil Sean pun tak lagi memiliki pilihan.

"Oke, baiklah."

Akhirnya keputusan itu yang diambilnya dan lantas membuat suara Amanda di ujung panggilan terdengar girang.

Berselang panggilan di antara mereka berakhir dengan Sean yang tercenung sebentar sebelum akhirnya ia kembali membuka ponselnya dan mengetik nama "Seje" di display menu Whatsappnya.

Penuh pertimbangan, Sean mengetik beberapa kata di room chat antara dirinya dengan perempuan itu. Berulang kali pula ia menghapus apa yang sudah ditulisnya dan menuliskannya kembali dengan yang baru.

Cukup lama ia diam dan mengamati serta menilai sebaris kalimat yang dirasanya sudah cukup pas itu, barulah kemudian ia meneguhkan diri untuk menekan opsi "send" di ujung kanan layarnya.

Well, pesan itu terkirim sempurna pada Seje yang kini baru saja keluar dari ruang kelasnya. Kebetulan, mata kuliah siang ini cepat keluar karena si dosen yang mengampu sedang dalam kondisi kurang sehat.

Seje membuka ponselnya, begitu menemui nama Sean muncul di notifikasi.

From: Sean

Je, sorry. Gue masih ada kerjaan sepulang kantor ini. Lo pulang sendiri bisa kan?

RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now