Elara 8 : ••• Cemburu? •••

762 32 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Brak!

Pintu rumah terbuka kasar, membuat bik Asih terkejut saat mencuci piring. Bunyi dobrakan terdengar jelas, begitu nyaring. Pintu terbuka menampilkan El disebaliknya dengan aura berbeda.

El berjalan lurus menuju kamarnya. Tanpa mengucapkan salam atau menghampiri bik Asih terlebih dahulu.

Bik Asih menghentikan aktivitasnya, memperhatikan El dan mengikutinya diam-diam. Karena jika El tahu, ia akan memarahi Bik Asih.

Saat sudah masuk kamar, El langsung melampiaskan amarahnya. Memecahkan semua barang-barang di depannya. Tidak peduli jika kamarnya nanti akan berantakan.

"ARGH!" teriak El frustasi, kembali menghancurkan barang.

Bik Asih segera menelepon Kenzo, sahabat El. Bik Asih begitu khawatir melihat sikap El yang kembali kasar.

"Halo, Den!"

"Iya bik," jawab Kenzo di seberang telepon.

"Den El, kambuh lagi."

🏵️🏵️🏵️

Kenzo langsung mematikan panggilan tersebut sepihak. Kenzo yang memang berniat keluar, langsung bergegas menuju rumah El. Pikirannya tidak tenang. Ia takut El kembali melukai dirinya sendiri.

Kenzo mengendarai motornya di atas rata-rata. Meski harus mendapatkan umpatan kasar dari pengendara lain. Sekarang jantung Kenzo berdetak takut, dan khawatir.

Bik Asih yang mendengar motor Kenzo datang, langsung menghampirinya. "Di mana, Bik?" tanya Kenzo turun dari motornya.

"Di kamar," jawab bik Asih khawatir.

Kenzo segera berlari menuju kamar El, diikuti bik Asih. Kenzo membuka pintu kamar lalu memberikan sebuah pukulan, tepat mengenai rahang El. Kekhawatiran Kenzo terbukti, ketika melihat El yang hampir melukai dirinya sendiri. Untung Kenzo datang tepat waktu hingga tidak terjadi sesuatu yang diinginkan. Melihat Kenzo datang, El langsung memeluknya.

"Gue... buat dia nangis. Gue ngelukain dia! Gue penjahat! GUE PENJAHAT!" Tangis El pecah di pelukan Kenzo yang berusaha menenangkannya.

"Udah. Lo nga salah, lo nga sengaja."

"Tenang. Ini semua bukan salah lo," ujar Kenzo meredakan emosi El.

El mengangguk kemudian jatuh pingsan, membuat Kenzo menghela nafas panjang. Tidak berselang lama El bangun, menatap Kenzo. Ia menghapus air matanya dan melepaskan pelukannya.

"Lain kali jangan kayak gini. Dia terlalu bahaya," ujar Kenzo memohon dengan serius. Kenzo begitu khawatir melihat kepribadian ganda El yang selalu mengambil alih.

"Hmm," jawab El singkat. "Makasih," lanjutnya.

Bik Asih terus menangis dan langsung menghampiri Tuan kecilnya itu. El merasa bersalah, melihat air mata Bik Asih yang terus mengalir. El berdiri, masuk ke dalam pelukan Bik Asih.

"Maafkan El, Bik."

"Lain kali, jangan buat Bibi khawatir, Den." Bik asih menghapus air matanya, mengelus punggung El.

El melerai pelukannya lalu melihat kamarnya yang amat berantakan. El menatap bik Asih dengan bersalah.

Bik asih mengikuti arah pandang El lalu tersenyum. Paham dengan kamar El. "Udah ngapapa. Biar Bibi yang beresin."

ELARAWhere stories live. Discover now