Elara 56 : ••• Perpisahan •••

496 18 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

"Tiga hari lagi, kita akan mengadakan perpisahan untuk kelas dua belas. Saya, selaku Osis menyarankan semua murid perempuan dari kelas sepuluh sampai dua belas agar memakai kebaya. Bagi yang laki-laki, saya sarankan memakai baju batik," ujar Farel, ketua Osis yang berdiri di podium. Hari ini, Osis membariskan murid kelas sepuluh dan sebelas di lapangan. Sedangkan kelas dua belas akan diberikan info melalui daring.

Farel menghentikan ucapannya, mempersilahkan Kepala sekolah untuk mengambil alih. "Kalian bisa menampilkan bakat kalian pada acara pensi tahun ini," kata Kepala sekolah melihat seluruh muridnya.

🏵️🏵️🏵️

Hari berjalan dengan begitu cepat, tak terasa hari yang ditunggu telah tiba. Pagi ini, Ara mempersiapkan dirinya untuk datang ke acara pensi. Ia dan sahabatnya tidak menampilkan bakat apapun, karena malu.

"Cantik," ujar Ara melihat dirinya di cermin. Ia menambahkan makeup buat menambah kesan cantik, biar tidak terlalu pucat.

"Hari ini, mungkin hari terakhir gue ketemu sama lo. Usaha gue buat dapatin lo ternyata nga berhasil. Gue ikhlas kok," kata Ara sedih. Sudah lama Ara tidak bertemu dengan El, mungkin hari ini hari terakhirnya bertemu dengan El. Ternyata, usahanya belum berhasil buat meluluhkan hati singanya Lufiax.

"ARA! INI TEMEN KAMU JEMPUT!" teriak Elisa menggelegar, berdiri di depan pintu sembari menatap laki-laki yang akan pergi bersama putrinya dengan senyum yang mengembang. Laki-laki di depannya benar-benar ganteng.

"Siapa, Ma?" Elisa tidak menjawab, hanya tersenyum geli jika Ara tahu siapa yang menjemputnya.

"El, ini beneran kamu mau jemput anak Tante?"

"Iya Tante. Aku sama Ara udah lama nga jumpa, tapi Tante jangan bilang sama dia," ujar El tersenyum kikuk.

Hati El berdebar tak karuan, menunggu seseorang yang sudah lama tidak dilihatnya. Terakhir kali mereka bertemu, yaitu El yang mengantar Ara pulang dari acara makan malam. Bahkan malam itu, El menceritakan masa lalunya pada gadis itu.

"Ma, siapa?" tanya Ara sembari menuruni anak tangga, berjalan menuju mamanya yang masih setia berdiri di depan pintu.

"Mama," panggil Ara sekali lagi, karena mamanya tidak menjawab.

"Lho, kak El?" Gadis berjilbab dengan kebayanya tersebut menunjukkan ekspresi yang benar-benar terkejut menatap lelaki di depannya.

"Ini temen kamu nyariin." Elisa menatap wajah putrinya dengan tersenyum. Sudah diduga, pasti putrinya akan terkejut, persis seperti Elisa yang pertama kali buka pintu rumah.

"Mama, ini bukan temen, tapi ini kakak kelas aku."

"Kan sama aja."

"Beda."

"Yaudah deh." Elisa mengalah.

"Yuk?" ajak El menghentikan perdebatan antara anak dan ibu tersebut.

"Ke mana?" tanya Ara sembari menatap El heran.

"Ke sekolah."

"Gue sama Tio," kata Ara asal. Sebenarnya, Ara ingin memanas-manasi lelaki berpakaian batik di depannya ini. Apakah marah, cemburu atau biasa aja. Tapi, lelaki di depannya ini benar-benar tampan, bikin Ara semakin jatuh cinta.

ELARAWhere stories live. Discover now