Elara 51 : ••• Baikan •••

466 21 1
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Gerbang sekolah sudah ditutup, seluruh murid berlari panik masuk agar tidak terlambat. Karena jika siswa yang terlambat, akan diberikan sanksi berupa hukuman. Namun, semua jenis hukuman di SMANKAR tidak berlaku bagi keenam laki-laki yang sekarang berjalan santai, semua tangan masuk di saku celana.

Sebenarnya bisa saja mereka berenam diberi hukuman oleh OSIS dan guru BK. Tapi, setelah menelepon pemilik sekolah yang mengizinkan Kenzo dan teman-temannya masuk. Dengan terpaksa guru BK memberi izin, karena sang pemilik sekolah adalah orang tua Kenzo.

"Enak ya, kalau bokapnya punya kuasa di sekolah ini," celetuk Andra sembari terus berjalan.

"Iya, datang terlambat aja boleh masuk. Beda sama yang lain," balas Alfan.

"Enak lah! Makanya, jadi orang kaya," kata Kenzo bangga.

"Yang kaya orang tua lo, bukan lo, jadi nga usah sombong," ujar Sani membuat Kenzo melirik sinis padanya.

"Sombong itu boleh, tapi sesekali," kata Tirta membela sang ketua.

"Itu baru anggota gue."

"Bacot!" seru El menatap sinis kelimanya.

"Duluan!" seru Sani dan Tirta, berjalan menjauh dari Lufiax karena jalur dan kelas mereka yang berbeda.

Keempatnya mengangguk, melanjutkan langkahnya menuju kelas yang ternyata sudah ada guru. "Assalamualaikum, Bu," salam Andra melangkah masuk yang langsung diberi tatapan heran seluruh kelas.

"Tumben lo ngucap?" tanya Alfan. Biasanya, seorang Andra tidak pernah mengucapkan salam pada siapapun. Apa Andra lupa minum obat tadi pagi?

"Waalaikumsalam," balas ibu guru tersebut dan beberapa murid di dalam kelas.

Setelah menjawab salam, ibu guru tersebut langsung berkacak pinggang, menatap empat perisai SMANKAR dengan galak. "Kenapa kalian terlambat?" tanya guru tersebut dengan aura yang begitu mengerikan.

"Itu Bu––anu––kami––"

"Ketiduran, Bu," sela El cepat saat melihat Andra yang hanya tergagap.

"Semuanya?" tanya guru tersebut. Tidak mungkin satu ketiduran semua juga ikut ketiduran, kecuali sudah memang berjanji untuk ketiduran bareng.

"Iya Bu, kami kan satu batin, jadi ketiduran semua," jawab Alfan menyela Andra yang ingin berucap.

Andra yang mulutnya sudah terbuka lantas jadi tertutup karena tidak diberi kesempatan untuk berbicara.

"Yaudah, kalian bisa duduk," perintah Bu guru yang sudah bosan mendengar alasan keempatnya yang sangat tidak masuk akal.

"Iya Ibu-ku sayang," kata Andra, tersenyum menggoda pada guru tersebut. Guru yang sedang mengajar mereka memang masih muda, dengan parasnya yang cantik membuat murid di sini ingin memiliki guru tersebut.

"Apa?" Ibu guru tersebut langsung menatap Andra, seakan mendengar kata yang salah.

"Maksud saya, iya Bu, gitu." Andra memegang tengkuknya yang tidak gatal lalu berlari menuju kursinya.

"HAHAHA!!" Seluruh murid langsung tertawa, melihat perilaku Andra yang selalu membuat ketawa. Sedangkan yang ditertawai hanya tersenyum, sesekali ikut tertawa.

ELARAWhere stories live. Discover now