Elara 18 : ••• Cafe Baru •••

520 21 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Suara notifikasi-notifikasi masuk sangat mengganggu Ara yang asik menonton televisi. Ia mengambil ponselnya di atas meja lalu membuka pesan masuk tersebut.

-----------------------------------------------------------

THP
(TUKANG HALU PROFESIONAL)

Nabilay
Eh gue ga sengaja ngeselin
*Ngesftol Ig
Yaelah typo mulu
*Ngescrool Ig

Anda
Terus?

Nabilay
Gue ketemu kafe
Baru buka
Kesabaran yuk
*Kesana

Mekong
Yang bener?

Nabilay
Gue serius anjir

Anda
Kapan?

Nabilay
Kalian bisanya jam berapa?

Mekong
Gue bisanya sore gitu

Anda
Gue terserah

Nabilay
Jam buka?
*Brp?

Mekong
Jam empat gimana?

Nabilay
Gue setuju

Anda
Gue juga

Nabilay
Deal ya
Kita kumpul

Anda
Oke

-----------------------------------------------------------

Karena janjiannya masih lama, Ara kembali menonton televisi. Ia menguap, merasakan kantuk yang tiba-tiba. Karena terlalu mengantuk, ia tertidur di sofa dengan televisinya masih menyala.

"Ara." Brian terus memanggil-manggil adeknya, tapi tidak kunjung ada jawaban. Ia mendengus kesal lalu berjalan turun menghampiri adeknya.

"Ra, kalau tidur itu di kamar," ujar Brian, mengambil remote televisi lalu mematikan televisi tersebut.

Brian terdiam menatap rambut adeknya lalu mengelus rambut adeknya. "Lo cantik kalo tidur."

"Dari pada bangun, lo kayak nenek lampir." Brian bergidik ngeri, memegangi pundaknya sendiri merasa takut.

"Gue tinggal ya, Ra." Brian pun meninggalkan Ara sendirian di rumah. Ia menutup pintu agar tidak ada yang masuk begitu saja karena adeknya sedang tidak memakai jilbab.

"Assalamualaikum," salam Elisa dan Pasha barengan. Mereka masuk ke dalam rumah dengan langkah yang sama dan tangan yang bertaut.

Tidak ada balasan yang diterima keduanya. Pasha dan Elisa menghampiri seseorang yang tertidur di sofa. "Lho, Ara tidur Mas."

"Lucu banget anak kamu kalau tidur." Pasha tertawa.

"Mas, bangunin," suruh Elisa menyenggol lengan suaminya.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang