Elara 3 : ••• Menyatakan •••

866 53 2
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

"Tumben, peduli sama seseorang," celetuk Kenzo heran. Kenzo sudah lama mengenal El. Dan ini pertama kalinya El melakukan tindakan benar. Menghentikan aksi bullying yang Nara lakukan.

"Nara udah terlalu jauh," kata El, menatap semua anggota Lufiax yang sekarang berada di Wardin.

"Bukan! Mungkin, El suka cewek itu," ucap Andra.

"Iya, gue sih setuju! Dalam dua tahun kita lewati, ini pertama kalinya El menghentikan tindakan bodoh Nara," imbuh Tirta.

Tirta Bagus Praja, anggota inti Lufiax yang paling asik. Dia dan Sani, dulunya sekolah di SMA Sila Bangsa, kini pindah ke SMA Nusa Karya. Tempat bersarangnya geng Lufiax.

"Dua tahun? Lo aja baru satu hari di sini," ujar Andra tergelak tawa.

"Nga usah diperjelas juga!" sungut Tirta kesal. Ia juga ikut tertawa mengejek pada dirinya sendiri.

"Gue rasa, itu hanya rasa kemanusiaan. Bukan rasa suka," ungkap Sani dengan tangan yang disilangkan di dada.

Sani Safrina Juanda, anggota inti Lufiax. Jika orang lain mendengar namanya, mungkin mereka akan mengira dia perempuan. Aslinya dia laki-laki hitam manis berbadan tegap.

El hanya menyimak saja. Tidak berniat membuka satu kata pun. El merasa jika Nara sudah terlalu jauh dengan tindakannya. Sebagai kakak kelas, seharusnya mereka memberikan contoh yang baik pada junior. Bukannya malah memperlakukan junior seperti hewan.

Kini mereka di warung, terletak di depan sekolah. Warung ini sudah menjadi markas kedua mereka. Kalau sudah jam pulang, mereka akan kumpul di sini. Bahkan bolos pun ke sini. Kang Udin -pemilik warung- sudah menasehati mereka untuk tidak membolos. Tapi, mengingat mereka Lufiax, mereka pasti membolos.

"Bicarain apaan, sih?!" Alfan datang membawa sepiring nasi goreng yang sedari tadi ditunggunya.

"Minta, Fan!" todong Andra berdiri lalu meraih piring Alfan.

Alfan berdecak. Sebelum Andra mengambilnya, Alfan mengangkat tinggi-tinggi piringnya. "Beli sana! Capek gue nungguin!"

"Gue minta dikit aja," pinta Andra memelas. Menampilkan wajah imutnya, sebagai jurus andalan.

"Lo mau? Beli sendiri!" Alfan tertawa melihat wajah Andra yang tadinya sok imut kini kesal. Anggota Lufiax yang lain juga ikut tertawa.

Andra kembali duduk diam seolah merajuk. Ia menatap El yang hanya diam, membuat sifat jahil Andra kembali berulah. "Dari tadi diam aja bang? Mikirin bini ya?" tanya Andra, menyikut lengan El yang ada di sampingnya.

"Anjir! Gue dikacangin sama patung. Kayaknya kacang mahal." Andra mengelus dadanya dramatis. Merasakan hatinya yang sakit karena sikap El yang cuek.

"Singa jangan lo bangunin," saran Sani mengingatkan.

"Eh, tapi gue takjub loh! Sama keberanian cewek itu." Kenzo memulai pembicaraan dengan heboh sembari melirik El, melihat responnya.

"Iya, gue juga takjub anjir!" balas Andra kembali heboh. Rasa kesalnya mendadak hilang begitu saja.

"Gue takjub saat Ara datang terus nampar. Uhh! Gue salut banget," lanjut Andra yang ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.

"Lo suka sama dia?" tanya Alfan tiba-tiba, tanpa menatap El. Ia masih setia menghabiskan sepiring nasi gorengnya.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang