Elara 38 : ••• Hari Ter-Apes •••

329 16 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Gadis dengan jilbabnya tersebut terus berlari tidak tentu arah dengan mata yang sudah sembab. Ia terus berlari dengan pikirannya yang kacau, begitu juga air matanya yang terus tumpah. Hatinya kembali tergores, jantungnya berhenti. Rasanya benar-benar sakit menerima kenyataan di depan mata.

Kayaknya gue udah nga ada kesempatan

Karena tidak memperhatikan jalan, Ara tersandung batu hingga membuatnya jatuh ke aspal. Tubuhnya jatuh telungkup, membuat Ara semakin menangis histeris.

Ara terduduk di aspal lalu menunduk, spontan topinya jatuh ke aspal. "Lo penipu. Lo nipu gue dengan harapan yang lo berikan," gumam Ara pelan. Untung jalanan sepi, jadi tidak akan ada yang melihat Ara seperti orang gila.

"Sakit banget." Ara memegangi dadanya yang seperti tersayat benda halus.

"Seharusnya lo bilang, kalau lo memang pacaran. Seharusnya lo nga usah bikin gue terbang. Seharusnya--"

"Kalau akhirnya kayak gini, GUE NGA MAU KENAL SAMA LO! GUE CAPEK! ADA KALANYA GUE PINGIN DIKEJAR!!" teriak Ara.

"LO ABU-ABU! GUE MUAK LIAT LO!"

"Gue... capek. Dua puluh persennya nga berarti." Ara berusaha menghapus air matanya yang terus keluar. Ternyata sakit, saat seseorang berjuang sendirian.

"Cengeng banget sih, Ra! Dikit-dikit nangisin dia. Kuat Ra! Lo kuat, lo nga gampang nangis gitu aja. Apalagi cuma karena cowok."

"Maaf kak," ucap seorang anak perempuan terjatuh bersamaan permen yang dijualnya. Niatnya hanya ingin menawarkan permen dagangannya. Tapi yang didapat dorongan kasar dari orang di depannya.

Ara menghentikan tangisnya kala mendengar suara samar-samar. Matanya celingak-celinguk mencari suara tersebut. Ia melebarkan matanya, melihat anak perempuan pedagang permen yang terjatuh. Di depan anak tersebut, terdapat banyak laki-laki berpakaian hitam seperti anak motor. Namun anehnya, mereka hanya diam, tidak berniat membantu anak tersebut untuk bangkit.

Ara tidak bisa tinggal diam, dengan kasar ia menghapus air matanya lalu bangkit berdiri untuk merapikan pakaiannya. Ia mengambil topinya lalu melangkah untuk menemui anak tersebut.

"Kamu ngapapa?" tanya Ara setelah sampai di depan anak tersebut. Ia membantu anak tersebut berdiri. Anak tersebut menoleh lalu mengangguk.

"Kamu?" Ara tersentak ketika menyadari anak perempuan di depannya adalah anak yang pernah dia beli permennya.

"Kakak!" seru anak perempuan tersebut tidak percaya bisa bertemu dengan kakak baik berjilbab di depannya lagi.

"Kamu ngapapa kan?" tanya Ara sekali lagi, karena benar-benar khawatir dengan anak perempuan di depannya.

"Ngapapa, kak. Makasih ya kak," kata anak perempuan tersebut dengan senyumnya.

Melihat senyuman anak perempuan tersebut, tanpa sadar Ara juga ikut tersenyum. "Kakak mau beli permen lollipop dua," ujar Ara sembari mengangkat jarinya, membentuk angka dua.

Anak perempuan tersebut mengangguk. Dengan cepat ia membuka tasnya lalu mengeluarkan permen yang diminta. "Nih!" Ara memberikan uang dua puluh ribu pada anak perempuan tersebut. "Kembaliannya untuk kamu."

"Makasih kak," balas anak perempuan tersebut yang terlihat lebih ceria dari sebelumnya.

"Kakak jangan sedih, ya." Anak perempuan tersebut menghapus air mata Ara yang masih tersisa.

ELARAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin