35. Ungkapan Sean

11 1 0
                                    

Aku gak nyangka ada yang baca cerita aku 😭😭😭

Makasih gaeesss 💙💙💙💙

Makasih gaeesss 💙💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Gisa baru saja mengutarakan isi hati dan keinginannya. Dia tidak munafik, Gisa benar-benar sangat mencintai Tara. Bahkan dirinya hampir tiap hari selalu menangisi keputusannya yang telah meninggalkan Tara begitu saja.

Abrisam tertawa tanpa suara, ia sudah yakin anaknya itu tidak bisa jauh dari Tara sedikit pun. Untung saja tadi Trisa datang dan mengutarakan rasa bersalahnya dan meminta maaf.

Tentu saja Abrisam memaafkannya, karena semua manusia pada dasarnya memiliki kesalahan.
Gisa saat ini masih menunggu jawaban dan respon dari Abrisam. Karena takut, Gisa masih menundukkan wajahnya.

“Papah bilang jangan nunduk sayang!”

“Maaf, Pah!” ucapnya langsung menatap Abrisam yang sedang tersenyum padanya.

Gisa mengerutkan keningnya karena melihat ekspresi wajah Abrisam yang malah sedang tertawa.

“Papah kenapa ketawa?”

“Kamu lucu Gisa, hahahaha... Aduh Gisel baru kali ini aku liat Gisa sampe gugup begitu!”

“Mas, jangan gitu.”

“Pah, Gisa serius loh!”

Abrisam menghentikan tawanya.

“Papah juga serius, kalo kamu emang yakin sama pilihan kamu yah, silakan. Papah gak akan larang untuk kebahagiaan kamu. Lagian tadi nenek Trisa datang ke sini langsung buat minta maaf.”

“Apa? Nenek Trisa ke sini?”

Abrisam dan Gisel mengangguk membenarkan.

“Pah, nenek Trisa itu lagi dirawat di rumah sakit.”

Abrisam sangat tahu tentang ibunya Dara yang tiba-tiba masuk rumah sakit karena Tara yang harus dioperasi. Tadi saja Abrisam kaget, begitu mendapat panggilan dari Kenzo dan memberitahukan bahwa nenek Trisa akan datang ke rumah.

“Jadi gimana, Pah? Gisa boleh melanjutkan hubungan Gisa sama Tara?”

“Boleh. Asal kalo lagi ada masalah bicarakan baik-baik. Jika antara kalian ada yang salah, dengarkan dulu alasan dan penyebabnya apa. Jika memang bisa dimaafkan yah, maafkan. Kalo tidak, itu kembali ke keputusan kamu, Gisa.”

TIBA-TIBA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang