13. Kenapa Tiba-tiba?

28 1 0
                                    

✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Gisa langsung membulatkan matanya menatap Tara. Pria itu hanya memasang wajah menyebalkan yang sering ia perlihatkan kepada Gisa. Dengan entengnya dia berbicara hal yang sangat tidak mungkin terjadi.

“Perasaan belakangan ini kakak ngomongin tentang pacaran mulu. Kakak lagi dekat sama cewek atau kakak butuh partner untuk latihan nembak cewek?”

Tara memutar matanya malas. Ternyata seorang Gisa yang sangat pintar dalam ilmu management, ia ada sisi bodohnya juga. Dalam hal percintaan Gisa benar-benar nol besar.Tara harus lebih berusaha lagi untuk mendapatkan Gisa.

“Kayak yang udah pengalaman aja Lo, udah sono tidur lagi. Biar cepet sembuh, biar cepet masuk kerja.”

“Punya kakak tega bener dah!”

“Kan biar cepet tau siapa pelakunya, sayangku, cintanya Kakak.”

“Gisa tuh, aneh aja. Kak Tara makin sini, makin aneh.”

“Aneh kenapa?”

“Aneh pokoknya, gak kayak di awal-awal. Udah ah, Gisa mau tidur. Siapa tau besok bisa pulang ke rumah.”

“Ya sudah. Good night, princess.”

Cup!

Tara dengan sengaja mengecup kepala Gisa. Setelahnya, Tara mengusap lembut rambut panjang milik adiknya itu.

“Astaga jantung gue, cukup bikin gue salting, Kak. Gue gak mau perasaan ini semakin besar. Gue sengaja pura-pura bego depan Lo. Biar Lo gak berharap lebih sama gue. Kita berdua gak bisa bersama, Kak. Cukup gue pendam sendiri semua ini,” batin Gisa setelah Tara pergi ke sofa.

Sebenarnya Gisa tidak bisa memejamkan matanya, namun ia tetap mencoba terlihat tertidur. Ia tak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Tara. Ia takut jika semakin lama ia bersama Tara, semakin ia tak bisa menahan semuanya. Sedangkan Tara, ia sudah pergi ke alam mimpinya.


Tiga hari. Waktu Gisa mendapatkan perawatan di rumah sakit, hari ini Gisa hanya ingin berdiam diri di rumah. Tara melarangnya untuk pergi ke kantor, Tara menyarankan Gisa untuk bekerja di rumah saja. Karena ia takut Gisa belum pulih sepenuhnya.

Gisa sedang mengatur jadwal Tara untuk Minggu depan. Di meja makan dengan sepiring buah kiwi dan laptop miliknya.

Bi Sari menemani Gisa yang sedang bekerja di rumah kali ini. Bi Sari diperintahkan menemani Gisa oleh Tara. Ia takut jika Gisa akan kesepian jika sendirian.

TIBA-TIBA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang