8. Arena Balapan

40 2 0
                                    

✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini adalah malam Minggu. Kebetulan
Gisa sedang bebas dari pekerjaannya alias libur. Ia sedang menikmati kesendirian di dalam kamarnya dengan mendengarkan musik yang ia putar di ponselnya.

“Kamu takkan pernah mengerti cinta huoo....”

Gisa sedang bersenandung sambil bercermin dengan ponsel di tangannya. Seolah ia menjadi bintang terkenal yang ditonton ribuan orang.

Tiba-tiba saja seseorang mengganggu khayalannya. Ponsel Gisa berdering sehingga musik yang ia putar mendadak berhenti.

“Hadeuh ganggu aja!”

Tertulis nama Fely di layar ponselnya.

‘Bisa gak jangan ganggu gue yang lagi enak-enak me time!’

‘Sorry, gue mau ajak Lo keluar ayo cepet ikut sama gue!’

‘Jam berapa?’

‘Jam sembilan gue jemput. Jangan pake dress, pake baju kayak buat nongkrong aja. Nanti gue ke situ sama si Vania. Jangan cantik-cantik juga, biasa make-upnya. Nanti gue kalah saing. Bye!’

Tut!

Gisa menatap heran ponselnya. Kenapa bisa temannya yang satu ini sifatnya kayak begini.
Karena sekarang sudah jam delapan malam, Gisa segera bersiap-siap untuk pergi bersama kedua teman barunya.

Setelah selesai bersiap, Gisa keluar dari kamarnya. Ia celingukan mencari keberadaan kakak tirinya itu. Gisa sempat mengendap-endap menuju lantai bawah. Ia takut Tara akan memergokinya, bisa-bisa ia tidak bisa ikut jalan-jalan malam ini.

Sepertinya keberuntungan sedang berada di pihak Gisa. Tara tidak ada di rumah, jadi Gisa bebas untuk pergi malam ini.

Menunggu sekitar 10 menit, mobil yang menjemputnya sudah datang. Gisa berlari dan segera masuk ke dalam mobil.

“Kenapa Lo?”

“Eh, gue Cuma takut orang rumah marah. Tapi, untungnya kakak gue lagi gak ada.”

“Kayak anak sekolah aja Lo gak boleh main malem. Bukannya Lo di Amerika udah biasa?”

“Hmmm, masalahnya gue gak pernah maen malem-malem hehehehe.”

“Haduh, udah ayo berangkat kita senang-senang malam ini,” teriak antusias Fely.

Vania yang melihat Fely hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak percaya. Fely sepertinya saat masa kecil dia kurang piknik, makanya sudah besar ia seperti sekarang.

TIBA-TIBA CINTAWhere stories live. Discover now