20. Perkara Dress

32 1 0
                                    









Klek...

Gisa baru saja masuk ke dalam kamarnya setelah kepulangannya dari acara hari ini di kantor.
Ia tidak pulang bersama Tara, karena Tara memiliki kesibukan lain bersama Savian dan Kenzo. Karena lelah dan Gisa belum pulih sepenuhnya, ia memilih pulang bersama Abrisam dan Dara.

Gisa menyimpan tas yang ia kenakan di tempatnya. Tangannya sedang sibuk mengikat rambutnya yang tergerai menjadi dicepol.

Srak...

Ia menidurkan tubuhnya di atas ranjangnya. Tubuhnya sangat lelah, banyak hal yang menimpanya satu Minggu belakangan ini.

"Hahh...."

Gisa masih tidak menyangka dengan hari ini. Semua yang ia inginkan dan yang ia hindari, malah datang padanya begitu cepat. Seperti mimpi baginya.

Mencintai seseorang lalu memendamnya sendirian, jelas itu sangat menyakitkan baginya. Tapi, perasaannya kini sudah tersampaikan dan terbalaskan. Bisa dibayangkan sebahagia apa Gisa saat ini. Rasanya ia sangat ingin menembus atmosfer sekarang juga.

"Gisa!"

Tiba-tiba saja lamunannya berhenti. Gisa beranjak dari tempatnya. Ia sudah sangat tahu siapa yang baru saja memanggilnya.

"Mam, ada apa?"

"Tara barusan telepon mama, dia nyuruh kamu buat temui dia."

"Sekarang?"

"Iya mungkin kamu butuh mandi dan berdandan sedikit. Nanti mama bantu buat pilih baju."

"Oke. Gisa mandi sekitar sepuluh menit, mam tunggu aja di kamar Gisa!"

"Ya udah sana!"

Dara menunggu Gisa selesai mandi. Ia sedang duduk di kasur dengan tatapannya yang mengarah ke sebuah bingkai.

Bingkai berwarna biru langit itu tersimpan rapih di atas nakas. Dara menatap sambil tersenyum ke arah foto itu. Foto Gisa bersama dengan ibunya.

Mungkin saat itu usia Gisa masih belia, wajahnya terlihat masih berusia belasan tahun.
Dara melihat sekeliling kamar Gisa. Ia membuka pintu menuju balkon, dengan langkahnya Dara melihat beberapa tanaman yang sepertinya, sengaja Gisa beli dan ia rawat di balkonnya.

Ada sebuah tanaman yang menarik perhatiannya. Sebuah tanaman hias yang berbentuk seperti binatang laut. Di pot bunga tersebut terdapat tulisan yang sengaja Gisa tulis sendiri.

"Mirip titisan dugong," ucap Dara heran.

"Emang ada yah, tanaman yang namanya ini? Apa mungkin flora jenis baru yang langka?"

"Mam!"

"Astaga Gisa bikin Mama kaget tau."

"Hehehe... Maaf. Lagi apa mam?"

"Ini mama lagi lihat bunga punya kamu. Tapi, kenapa namanya aneh ini?"

Gisa terkekeh mendengar perkataan Dara yang bingung dengan nama tanaman itu. Ia memang tidak sengaja, mencari tanaman hias dari famili kaktus berbentuk seperti Dugong tersebut.

Seminggu yang lalu Gisa dikirim bunga oleh Sean yang baru pulang dari lembang. Kebetulan saat itu Gisa masih dirawat di rumah sakit.

TIBA-TIBA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang