28. Semua Batal

12 1 0
                                    

✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





“Maaf untuk hari ini!”

Kalimat itu baru saja keluar dari bibir Tara. Jujur, Gisa hanya ingin mendengar kata maaf dari Tara. Dan sekarang ia mendengarnya langsung.

“Jelasin soal kontrak sama cewek itu, kamu kenal dari mana? Kenapa bisa sama dia?”

“Mukanya jangan serem begini, senyum dulu sayang!”

Gisa tersenyum manis. Sebenarnya ia bukannya marah, tapi memang merasa cemburu ketika ada seorang wanita yang secara langsung menggoda tunangannya.

“Nah, gini kan cantik. Aku jelasin yang simple aja. Intinya Papah kamu kerjasama dengan Patrice Gwen, seminggu yang lalu papah minta aku buat ikut serta juga. Aku kira CEO PG itu cowok.

Aku mau-mau aja buat jemput hari ini di Bandara. Tapi, itu juga sama papah. Perasaan udah gak enak. Bener aja, cewek itu malah confess sejak di bandara. Padahal papah udah bilang kalo aku itu calon mantu dia. Emang ceweknya aja genit.”

“Dasar Papah, awas aja pulang langsung aku marahin. Eh, iya tadi aku masukin nomor punya aku di ponselnya si Gwen itu.”

Tara langsung menatap wajah Gisa. Ia kira Gisa merelakan nomor Tara untuk Gwen. Tapi, ternyata Gisa lebih cerdas dari yang ia kira.

“Sayangnya Tara pinter juga.”

“Iya donk.”

Tara langsung mendekat ke arah Gisa, ia mengecup rambut Gisa seperti biasa. Tanpa menunggu lama, Tara langsung mengemudikan mobilnya menuju jalanan kota.

Hari ini, Tara ingin membawanya ke Mall. Selama ini Tara memang belum memberikan yang spesial untuk Gisa. Jadi rencananya, hari ini Tara mau membawa Gisa berbelanja beberapa keperluan untuk kamar barunya di kediaman Mahendra.

Setelah tiga puluh menit, mobil yang mereka naiki kini sudah sampai di tempat tujuan. Mereka berdua langsung menuju tempat furniture yang tersedia di Mall tersebut.

“Sepertinya aku gak perlu beli banyak deh!”

“Kamu ambil aja sayang, buat kamar kamu senyaman mungkin.”

“Bentar kita kan, mau nikah. Mungkin, beberapa bulan lagi. Jadi percuma kalo aku beli barang-barang ini.”

“Iya juga. Ya udah kamu beli yang kamu perlu aja. Biar gak terlalu kosong kamar kamu. Buat rumah kita, aku lagi nyari rumah yang nyaman jadi nanti bantu cari yah!”

TIBA-TIBA CINTAWhere stories live. Discover now