11. Calon Istri?

45 1 0
                                    

✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



“Kakak itu adiknya kasian jangan erat-erat begitu!”

Tara langsung melepaskan pelukannya. Ia hanya tersenyum melihat wajah Gisa yang masih bengkak karena terlalu lama tertidur.

“Tau nih, sering-sering disayang harusnya ini malah dianggurin.”

“Udah, udah nanti protesnya. Ini tadi kata dokter harus minum satu botol air ini.”

“Kak, Gisa bukan Dugong seperti kakak. Jadi Gisa minumnya setengah aja yah! Lagian Gisa lapar.”

“Setuju! Habis ini kakak beliin makan.”

Gisa tersenyum sambil mengangkat alisnya naik turun. Jujur saja dirinya sangat lapar dan mulutnya terasa hambar.

“Mam, Gisa kangen!”

Dara sebagai ibu sambung Gisa langsung menghamburkan pelukannya. Sudah satu tahun mereka tak bertemu, semenjak Dara tinggal dengan papahnya Gisa.

Gisa sangat menyayangi ibu sambungnya melebihi siapa pun. Dara adalah orang yang membuat Gisa bangkit dari keterpurukannya setelah ditinggal oleh ibunya.

Dara juga yang selalu memperhatikan setiap makanan, pakaian, bahkan teman waktu di Amerika selalu Dara yang mengawasi. Bisa dikatakan Dara sangat mirip dengan Tara. Sama-sama memiliki sifat posesif dan protektif yang tinggi. Hanya saja, Tara sedikit menyebalkan dibandingkan dengan Dara.

“Mam, akan cari siapa pelakunya. Papah udah menghubungi ahli, kemungkinan sekitar tiga hari baru keluar.”

“Iya, Mam. Gisa juga gak tau itu siapa yang ngunci. Begitu masuk pun udah bau obat campur bau yang busuk. Belum 5 menit Gisa gak bisa keluar.”

“Kamu baru seminggu udah ada musuh aja. Apa orang-orang kantor gak takut apa sama kamu Tara? Secara kan, pasti mereka tau kalian berdua saudara.”

Gisa dan Tara saling memandang. Karena kesepakatan yang dibuat oleh Gisa, hal itu membuatnya dijahili oleh fans-fans Trio Gans.
Gisa yang merasa dirinya bersalah, ia menundukkan wajahnya. Tentu saja Dara mencurigai kedua anaknya.

“Ada apa ini? Bisa cerita sama, mam?”

Karena semua ini kesepakatan yang dibuat Gisa awalnya, akhirnya Gisa menceritakan semuanya kepada Dara.

“Gisa hanya gak mau dicap orang yang memanfaatkan keadaan, Mam. Dan Gisa belum siap aja, Gisa merasa gak pantas jadi adek Kak Tara yang bisa berprestasi di usia mudanya. Sedangkan Gisa, masih menikmati uang orang tua. Bahkan kerja aja atas saran papah.”

TIBA-TIBA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang