101. Wedding Gift

2.7K 140 3
                                    

EP. 101. Wedding Gift

********

Keesokan paginya, Jingga yang baru saja keluar dari kamar mandi mengomel pada Biru yang muncul dari balik pintu kamar dengan beberapa kantong belanjaan di kedua tangannya.

"Ihh, kok kamu belum siap-siap? Kemarin kamu udah janji, yaa, ngajakin aku ke CFD." Omel Jingga dengan raut wajah merengut karena mendapati suaminya yang masih mengenakan baju tidur, bukan setelan olahraga seperti dirinya.

"Iya, sabar, Sayang. Ini aku habis ambil belanjaan kamu dulu yang semalem ketinggalan di mobil." Sahut Biru lemah lembut.

Mendengar kata belanjaan, membuat senyum Jingga terbit seketika. Tadi malam dia melupakan itu karena suasana hatinya tiba-tiba buruk. Tapi sekarang Jingga ingin melihat semua pakaian yang sudah dibelinya. Dia benar-benar tak sabar untuk memakai semua baju hamil yang lucu-lucu itu.

"Ohh, itu belanjaan aku, ya? Coba sini bawa." Jingga memerintah Biru dengan instruksi gerakkan tangannya.

"Yeah, she is the boss." Gumam Biru dalam hati seraya memutar bola matanya malas. Lantas dia segera menghampiri Jingga yang kini duduk di kursi meja rias.

"Makasih." Ucap Jingga saat Biru meletakkan semua tas belanja itu di hadapannya.

"Biaya angkat barangnya, doong." Biru membungkukkan tubuh seraya mengerucutkan bibirnya.

Jingga berdecak kecil, lalu meraih kedua sisi wajah Biru dan mencium bibirnya sebanyak tiga kali sekilas-sekilas.

"Nihh, aku kasih bonus tambahan." Jingga lalu beralih mencium pipi sebelah kanan dan kiri Biru bergantian.

"Ini lagi." Kemudian Jingga mencium kedua kelopak mata Biru dengan sayang.

"Udah, sana ganti baju. Aku udah siapin di sana." Ujar Jingga sembari menunjuk pakaian olahraga Biru yang dia letakkan di atas tempat tidur.

"Siap, Ibu Ratu." Biru lantas beranjak untuk berganti pakaian.

Sementara Jingga, dia memeriksa satu per satu kantong belanjaannya, memastikan tidak ada barang yang tertinggal di toko. Namun, gerak lincah tangannya terhenti ketika matanya menangkap kotak hadiah yang tadi malam diberikan Luna pada Biru berada di dalam salah satu kantong belanjaannya.

"Kak. . . ." Panggil Jingga seraya mengambil kotak hadiah tersebut.

"Iya kenapa, Sayang?" Sahut Biru yang sibuk memasukkan salah satu kakinya pada lubang celana.

"Kok ini ada di dalam tas belanja aku?" Tanya Jingga sambil menunjukkan kotak hadiah itu.

"Ohh, itu." Biru yang selesai mengganti pakaiannya dengan setelan olahraga, lantas kembali menghampiri Jingga, dan mendudukkan diri di atas meja rias. "Itu, kan, dari Luna."

"Ciee, yang di kasih hadiah sama Luna." Cebik Jingga dengan raut wajah berubah jutek.

"Buat kita sayang." Sanggah Biru penuh penekanan. "Katanya itu hadiah pernikahan."

"Tck, paling isinya barang buat kamu. Parfum kesukaan kamu misalnya, nggak mungkin juga, lah, dia ngasih barang buat aku." Cibir Jingga bersungut-sungut, membuat Biru menghembuskan napas kasar.

Ini masih pagi, tapi Jingga sudah berburuk sangka. Cocok sekali jadi host gossip yang suka nyinyir.

"Dilihat dulu, baru komentar." Tegur Biru sambil mencubit dagu Jingga gemas.

"Aku nggak mau. Buang aja ini sana jauh-jauh." Sahut Jingga seraya melempar kotak hadiah tersebut ke atas meja rias.

Biru mendesah pelan, lalu memejamkan matanya sebentar guna menahan kesabarannya menghadapi sang istri. "Nggak baik, Sayang, nolak pemberian orang."

STILL IN LOVE [END]Where stories live. Discover now