35. E-Day

3.6K 257 1
                                    

EP. 35. E-Day

Berikan komentar kalian, gengs. 😉

********

"Besok?" Albi, Bian, dan Bisma serempak berseru tak percaya diiringi pupil mata melebar. Sementara Luna, dia sedang berusaha mengendalikan keterkejutannya setelah Biru mengatakan bahwa dia dan Jingga akan bertunangan hari Sabtu sore, esok hari.

"Kenapa mendadak gini, Bi? Kalian kecelakaan?"

Biru mendengus sebal saat mendengar celetukan yang keluar dari mulut Bisma tanpa bisa disaring.

Teman-teman Biru memang sudah mengetahui jika dia dijodohkan dengan Jingga. Tapi, mereka belum tahu perihal tunangan yang akan dilaksanakan secepat ini. Jelas saja mereka terkejut, terlebih Biru memberitahu mereka satu hari sebelum acara tunangan akan dilaksanakan.

"Ya elah, Bis. Nggak mungkin kecelakaan. Biru mana berani, nyium cewek aja dia nggak pernah kayaknya. Dia boleh paling ganteng, tapi dia yang paling polos di antara kita soal gituan." Sahut Bian dengan tawa meledek. Biru berdecak kesal melihatnya. Benar-benar menyebalkan sekali teman-temannya ini.

"Biru nggak kayak lo, Bis, yang berani-beraninya uji coba sebelum nikah. Eh, tahu-tahunya malah berhasil." Timpal Albi yang kini ditujukan pada Bisma, mengingat dia terburu-buru menikah karena kecelakaan. Sontak, hal tersebut langsung mengundang gelak tawa Bian. Begitupun dengan Biru, dia yang tadinya merengut kini ikut tergelak puas, keadaan berbalik begitu saja.

Hanya satu orang yang tak menikmati candaan mereka, Luna. Sejak tadi gadis itu hanya bergeming dengan sorot mata sendu. Dunianya seakan berhenti saat mendengar kabar itu.

Luna teringat dulu Biru pernah mengatakan akan berusaha membatalkan perjodohannya. Tapi kenapa cowok itu sekarang terlihat tidak mempermasalahkanya setelah mengetahui gadis yang dijodohkan dengannya adalah Jingga? Dengan sekuat mungkin, Luna menahan air matanya yang sudah menggenang agar tak terjatuh.

"Kampret emang kalian." Kesal Bisma seraya melemparkan kentang goreng ke wajah Albi yang dengan sigap ditangkap, lalu dimakannya.

"Lagian gue heran, kita itu sibuk banget di rumah sakit, makan aja kadang nggak sempet. Tapi kok elo bisa, sih, sempet-sempetnya ngelakuin uji coba?" Ujar Albi masih dengan tawa menyebalkannya. Bahkan sekarang sudut matanya terlihat berair.

"Ya di sempet-sempetin, lah." Jawab Bisma nyeleneh, namun masih tak menghilangkan nada kesal pada suaranya.

"Haha, udah, deh. Kalian lihat tuh, kepalanya sebentar lagi keluar tanduk." Timpal Bian seraya menunjuk Bisma yang wajahnya sudah memerah menahan kesal karena terus ditertawakan.

"Penasaran gue lo ehem-ehemnya di mana." Albi tak bisa berhenti meledek temannya.

"Di semak-semak. Diem lo kampret." Kesal Bisma seraya menoyor kepala Albi.

"Anjrit, kayak nggak ada modal aja lo." Sahut Albi sambil memegangi perutnya, geli karena terus tertawa.

Gelak tawa kembali meledak meski wajah Bisma sudah mengeras memperingati ketiga temannya untuk berhenti.

"Gue pulang duluan, ya." Biru yang pertama mengakhiri, dia beranjak dengan sisa-sisa tawa masih terdengar dari mulutnya. "Gue harap kalian besok bisa datang kalau ada waktu. Ajak juga istri lo, Bis." Tambahnya sembari menepuk pelan pundak Bisma.

"Ya kita pasti datang, lah. Tapi, lo datang juga kan, Bi?" Bian memang teman Biru yang paling konyol. Bagaimana mungkin Biru tidak datang ke acara tunangannya sendiri?

Bian mengerlingkan mata. "Yaa siapa tahu aja lo berubah pikiran gitu. Gue siap, kok, gantiin lo di acara penyematan cincin nanti."

"Sialan! Perlu gue benerin saraf-saraf di kepala lo biar agak waras dikit?" Biru mendelik sebal. Bian mengatupkan mulut begitu Biru menatapnya galak.

STILL IN LOVE [END]Where stories live. Discover now