Kembalinya Rendi

8.1K 549 2
                                    

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi melewati jalanan sepi. Suara musik yang keras menemani seorang lelaki yang mengemudi dengan perasaan was-was. Situasi jalan yang sepi serta pohon-pohon rindang membuat si lelaki memikirkan hal-hal yang buruk. Meskipun masih siang tapi karena jalan yang di lewatinya sepi dan situasi yang mirip seperti hutan membuat suasana tampak seperti sudah menjelang sore hari.

Di tengah-tengah pikiran buruknya, tiba-tiba sekelebat bayangan hitam melintas di depan mobilnya. Untung saja dengan cekatan ia menginjak remnya hingga tidak terlalu menimbulkan kecelakaan yang parah.

Dengan bergetar ia membuka sabuk pengaman yang memenjara tubuhnya, turun secara perlahan guna memastikan apa yang ditabraknya. Menoleh ke kanan dan kiri memastikan situasi di sekitarnya, hanya hutan yang terlihat seram dan mencekam yang menyambut pandangannya. Mengusap tengkuknya lalu berjalan kedepan mobilnya.

Seseorang tergeletak tak berdaya di hadapan mobil tersebut. Pakaiannya yang lusuh juga compang camping mirip seperti gembel dengan rambut hitam panjang sebahu menutupi wajahnya, kulitnya yang kotor dan pucat juga terdapat beberapa luka dengan bekas darah yang sudah mengering terlihat dari balik bajunya yang tersingkap.

Erick_yang tak lain si penabrak itu dengan ragu berjongkok dan sedikit menyingkap rambut yang menutupi wajah orang itu. Memasang mode waspada jika suatu waktu terjadi hal yang tak diinginkan. Dalam benaknya hanya satu. Takut kalau ini hanya tipuan semata untuk merampok dirinya, apa lagi suasananya sangat mendukung seperti ini di tambah lagi ia yang hanya sendirian.

Tapi karena dirinya terlanjur turun dan penasaran dengan orang yang ditabraknya, ia memantapkan hatinya untuk mendekat dan melihatnya. Dengan menatap awas pada sekitarnya, ia berhasil menyingkirkan semua rambut yang menutupi wajah orang itu.

Alangkah terkejutnya ia saat pertama kali melihat wajah dari korbannya. Menajamkan penglihatannya guna memastikan apa yang dilihatnya itu nyata.

"Astaga bang..." Erick sedikit syok tapi tangannya cekatan mengecek nadi si korban.

"Ah, syukurlah nadinya masih ada walau pun sangat lemah." ucapnya bernapas lega.

Segera ia berdiri dan membuka pintu mobil bagian belakang, berlari kecil menghampiri kembali korbannya itu dan membopong tubuhnya dengan sangat mudah. Membaringkannya di jok belakang dengan hati-hati, setelah memastikan dia aman kemudian Erick memasuki mobil dan duduk di bagian kemudi. Menjalankan mobilnya dengan sangat cepat namun masih aman.

"Bertahanlah, bang." gumam Erick melirik sekilas orang di jok belakang lewat kaca spionnya.

Beberapa saat Erick dilanda kecemasan dan ketakutan. Hingga satu jam kemudian ia bisa bernafas lega.

Siang itu ia berhasil membawa korbannya ke rumah sakit, dengan panik dirinya berlari dan berteriak meminta para perawat untuk membawakan blankar kearah mobilnya.

"Tolong. Ada orang sekarat di mobil saya. Cepat bawa blankarnya." teriaknya sesaat setelah ia turun dari mobilnya.

"Cepat." teriaknya lagi yang kini sudah membuka pintu mobil bagian belakang.

Tak lama empat perawat laki-laki datang membawa blankar kearahnya. Mengangkat orang itu dari dalam mobilnya lalu membaringkannya diatas blankar. Melihat kondisinya yang sangat parah, para perawat itu dengan cepat membawa pasiennya untuk segera mendapat penanganan.

Erick pun mengikuti dari belakang dengan panik dan terburu-buru. Ia sampai tidak menyadari kalau di situ ada Pras dan juga Clarissa yang melihatnya dengan heran.

Beberapa jam menunggu di luar ruangan bertuliskan UGD itu dengan gusar. Beberapa kali menatap pintu yang tak kunjung terbuka juga.

Hingga pada akhirnya pintu pun terbuka. Seorang dokter keluar diikuti beberapa perawat yang kembali mendorong blankar keluar ruangan.

Clarissa transmigration (TAMAT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon