Suruh elusin perut, kenapa malah pergi?

14.6K 968 28
                                    

"Aku udah... papa sama mama juga udah aku dandanin... sekarang__" Clarissa menggantung kalimatnya, ia meraih paper bag tadi.

Pras mengernyit, tiba-tiba perasaannya mulai tidak enak.

"Tinggal kamu, mas."

Deg...

Pras menatap horor istrinya yang bergerak membuka paper bag dan mengambil isinya, seketika kedua bola matanya terbuka lebar melihat apa yang istrinya ambil dari dalam paper bag itu.

'Jangan bilang kalau aku harus pakai baju itu?' ucap Pras nelangsa dalam hatinya.

"Ini... mas pakai baju ini, ya. Baju spesial buat kita hari ini."

Clarissa menyerahkan baju yang dibawanya khusus untuk sang suami kepada Pras.

Pras mengambilnya ragu-ragu, ia menatap memelas pada istrinya namun justru istrinya itu malah tersenyum lebar.

Beralih menatap mama mertuanya bermaksud meminta pertolongan, namun mama mertuanya tampak membuang muka kearah lain. Sedangkan papa mertuanya tampak menikmati penderitaannya, bahkan bibirnya kini berucap tanpa suara membentuk kalimat 'Syukurin kena juga kan kamu. Makanya jangan ngetawain papa.' Setidaknya kata itu yang dapat ia tangkap dari pergerakkan bibir papa mertuanya.

"S-sayang. Masa aku harus pakai baju ini sih? aku ada meeting sebentar lagi, dan ini meeting penting." ucap Pras memelas berusaha bernegosiasi kepada istrinya.

"Emang kenapa, mas? bajunya bagus kok."

Iya, bajunya memang bagus. Tapi, perpaduannya yang tidak bagus. Sangat tidak cocok sekali dipakainya, apa lagi kalau dipakai meeting.

"Iya, mas juga tahu kalau bajunya bagus. Tapi, ini... masa mas meeting pakai baju ini sih, sayang."

Pras mengangkat bajunya, ia menatap aneh baju yang harus dikenakannya itu.

"Udahlah mas, gak usah banyak protes. Buruan pakai. Sebentar lagi tukang fotonya bakalan datang." tukas Clarissa menyuruh suaminya untuk segera memasuki kamar mandi di ruangannya.

"Tunggu."

Pras menghentikan langkahnya, ia kembali berbalik dan menghadap istrinya.

"Tukang foto?" ulangnya yang diangguki Clarissa.

"Buat apa tukang foto datang kesini?" herannya.

"Ya, buat motoin kita dong mas. Masa buat liburan, kamu aneh-aneh aja deh nanya-nya. Udah buruan ganti. Keburu tukang fotonya dateng."

Pras pasrah saja, ia tak kuasa menolak permintaan istrinya. Setidaknya ini masih didalam ruangan pribadinya, jadi tidak masalah sebab tidak akan ada yang melihatnya berpenampilan aneh. Pikirnya.

Pintu ruangan Pras diketuk lalu muncul Erick dari balik pintu yang ternyata masih terbuka itu, Erick datang bersama seorang lelaki di belakangnya yang terlihat membawa tas ransel dan juga kamera yang menggantung di lehernya.

Erick tidak melanjutkan langkahnya memasuki ruangan bosnya itu, ia menatap aneh sekaligus geli penampilan ketiga orang yang duduk di sofa ruangan bosnya itu. Bibirnya sudah berkedut ingin sekali tertawa, namun sebisa mungkin ditahannya karena takut kualat sebab disana ada orang tuanya Clarissa.

Tak jauh berbeda dengan Erick, pria yang dibelakangnya pun sama. Mati-matian ia menahan tawanya melihat ketiga orang yang akan memakai jasa fotonya, ia tak habis fikir dengan pelanggannya kali ini. Bisa-bisanya mereka memakai kostum saling bertabrakan seperti itu.

"Eh, pak Erick kenapa diam saja. Bawa tukang fotonya masuk kesini." pinta Clarissa mengejutkan kedua lelaki yang tengah berusaha menahan tawa gelinya itu.

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now