Clarissa Selamat

14.9K 1.5K 50
                                    

BRUK.

Seketika pintu terbuka lebar menampakkan dua insan yang tengah terbaring di atas ranjang dengan posisi si pria berada di atas tubuh si wanita.

Pras mematung di depan pintu, rahangnya mengetat dengan wajah yang memerah padam. Pemandangan di depan matanya sontak menambah amarah di dalam hatinya.

Disana, Rendi tengah mengukung istrinya. Tangannya di tahan diatas kepalanya dengan bibir si pria yang membungkam bibir wanitanya. Si wanita sibuk meronta minta di lepaskan dengan air mata yang berlinangan.

Amarahnya semakin memuncak, tangannya terkepal kuat sampai buku-buku jarinya memutih, giginya bergemelatuk dengan mata menyorot tajam pada objek di depan matanya.

Rendi terkejut dan langsung menghentikan kegiatannya kala mendengar dobrakan di pintu yang cukup nyaring. Ia bangkit dari atas tubuh wanita yang dicintainya bersiap memarahi siapa saja yang telah berani mengganggu kesenangannya.

Berbalik dan menatap siapa yang mengganggunya, matanya menyiratkan keterkejutan namun hanya sesaat karena setelahnya seringaian muncul di bibirnya.

Sedangkan Clarissa. Wanita itu terkejut sekaligus senang mendapati suaminya kini sudah ada di hadapannya. Clarissa tersenyum bahagia karena suaminya datang menjemputnya, namun tak lama senyuman itu pun luntur kala mendapati wajah menyeramkan milik suaminya.

Seketika dirinya sadar akan apa yang baru saja terjadi, kejadian barusan pasti sangat melukai hati dan harga diri suaminya. Clarissa kecewa dan marah pada dirinya sendiri yang tak bisa menjaga diri dengan baik.

Air matanya semakin deras bercucuran kala melihat sorot marah dan kecewa dari tatapan suaminya. Beringsut duduk memeluk kakinya sendiri, ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi pada hubungan rumah tangganya setelah ini.

Seringaian Rendi makin tercetak lebar di bibirnya mendapati Pras yang hanya diam mematung di tempatnya dengan sorot mata penuh kekecewaan dan rasa sakit menatap wanita di belakangnya.

Perlahan ia melangkah maju mendekati sang adik yang kini tampak begitu marah kepadanya, ia malah terkekeh membalas tatapan tajam yang dihunuskan padanya.

"Bagaimana pertunjukkannya, adikku tersayang?" ucap Rendi seraya terkekeh meremehkan.

Pras diam, matanya kembali melirik istrinya yang kini tampak ketakutan. Dalam hati menghela napas lega kala mendapati istrinya masih berpakaian lengkap. Itu artinya sepupu bejadnya ini belum melakukan hal yang lebih.

"Apa memuaskan?" lanjutnya yang kini telah berdiri berhadapan dengan Pras.

Pras sontak mengalihkan pandangannya, ia tak senang mendengar ucapan sepupunya barusan. Ingin sekali ia menghajar wajah pria bejad yang berstatus sebagai sepupunya itu sekarang juga. Namun masih ia tahan mengingat hubungan mereka yang masih keluarga kandung, akibatnya tanpa sadar ia malah melukai dirinya sendiri. Kepalan tangan yang terlalu kuat membuat kukunya menancap di kulit tangan bagian dalam dan melukai kulitnya hingga berdarah.

"Sayang sekali kamu keburu datang, padahal kami belum sampai pada intinya." ucapnya berpura-pura sedih.

"Tapi, tak apa. Mengingat kita masih keluarga, jadi aku tidak akan marah karena kamu telah mengganggu kesenanganku." ucapnya tak tahu malu.

Pras masih berusaha tetap diam. Meski begitu urat-urat di leher dan tangannya sudah sangat jelas menunjukkan betapa murkanya ia saat ini.

Dengan kurang ajarnya Rendi malah terkekeh sinis seraya berbisik.

"Ternyata istrimu liar juga ya kalau sudah diatas ranjang, dia sangat memuas__"

Belum sempat Rendi menyelesaikan ucapannya, Pras sudah lebih dulu menerjang tubuhnya. Sudah cukup ia bersabar dan menahan amarahnya, jangan salahkan dirinya jika saat ini adalah malam terakhir Rendi melihat dunia.

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now