Kedatangan Orang tua Berliana

40.6K 3.5K 72
                                    

❄❄Happy Reading❄❄
*
*
*
*
*
*
"Sayang." panggil seseorang yang kini tengah berdiri di depan pintu rumahnya.

Clarissa termangu ditempatnya, netranya bersitatap dengan netra si pemanggil yang kini terlihat berkaca-kaca.

"Maaf, siapa ya?" tanya Clarissa seraya menatap dua orang di depannya bergantian.

"B-boleh kita masuk dulu?" tanya orang itu sedikit ragu, tangannya dengan cepat mengusap air mata yang hampir turun.

"Oh, iya. Silahkan masuk." Clarissa mempersilahkan dua orang tamunya untuk masuk.

Meskipun masih bingung dengan siapa gerangan kedua orang tersebut, ia tetap bersikap sopan dan manis. Membawanya kearah ruang tamu.

"Silahkan duduk." ucap Clarissa seraya tersenyum ramah. Kedua orang itu mengangguk kemudian duduk berdampingan di hadapan Clarissa.

"Bapak sama ibu mau dibuatkan minuman apa?" Clarissa kembali bertanya dengan sopan.

"Apa saja, nak. Asal tidak merepotkan." jawab si ibu.

"Tidak kok, bu. Sebentar saya panggilkan dulu pelayannya." izin Clarissa yang diangguki si ibu.

"Bi... bi Sum..." panggilnya.

"Iya, non. Ada yang bisa bibi bantu?" bi Sum datang.

"Tolong buatkan minuman buat tamu saya ya, bi." pinta Clarissa.

"Baik, non__"

"Eeeh, ibu sama bapak apa kabar?" tanya bi Sum terkejut saat baru menyadari kalau tamu yang di maksud nonanya ini adalah bu Arum dan pak Anton yang tak lain ialah orang tua sang nona sendiri.

"Baik, bi. Bibi apa kabar?" balas Arum tersenyum ramah. Anton juga ikut memberikan senyumannya.

"Saya juga baik, bu. Lama gak ketemu, ibu sama bapak makin segar aja ya kelihatannya." seloroh bi Sum.

"Bibi bisa saja."

"Ya sudah kalau gitu, saya permisi dulu bu, pak." pamitnya. Arum dan Anton menganggukan kepalanya.

Sedangkan Clarissa, ia bengong melihat interaksi ketiganya. otaknya sibuk memikirkan beberapa pertanyaan akan, siapakah tamunya ini? kenapa bi Sum bisa mengenalinya? bahkan terlihat sudah akrab.

"Mungkin kamu bingung melihat interaksi kita sama bi Sum tadi, kan?" tanya Arum membuka obrolan. Clarissa mengangguk kaku.

"Itu wajar, karena kamu kan sekarang sedang hilang ingatan, sayang. Jadi kamu juga pasti lupa sama mama dan papa, kan?" ucap Arum menatap suaminya sekilas.

'Apa? mama? papa? berarti dua orang dihadapannya ini adalah orang tua dari pemilik tubuh yang aku tempati sekarang' batin Clarissa mencerna.

"Sebelumnya mama sama papa minta maaf, karena baru sempat menjenguk kamu sekarang setelah kamu sadar dan keluar dari rumah sakit. Ada beberapa hal yang harus kami urus terlebih dahulu dan tak bisa diwakilkan apalagi ditinggalkan." sambung Arum menatap anaknya dengan tatapan berkaca-kaca.

"Mama? papa?" gumam Clarissa menatap Arum dan Anton bergantian.

Arum dan Anton mengangguk, menatap anaknya dengan pandangan teduh dan senyum menenangkan.

Alisnya berkerut menelisik wajah kedua orang tua di depannya ini. Mencoba menggali memori yang mungkin saja diberikan si pemilik tubuh.

"Gak usah dipaksakan, sayang. Kami ngerti kok kalau kamu belum bisa mengingat kami berdua, gak papa." Anton bersuara, menatap anak yang ia rindukan dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Clarissa transmigration (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang