Clarissa galau

7.5K 824 50
                                    

Hai semuanya🤗 aku datang lagi nih, ada yang kangen tidak?

Sebelumnya terima kasih buat yang masih nungguin cerita ini🙏 dan maaf karena kalian nunggunya agak lama kali ini.

Mungkin dari kalian ada yang bertanya-tanya kemana aku selama ini? kok lama banget gak update?

Jawabannya: karena dua minggu yang lalu aku baru saja lahiran, alhamdulillah anak kedua aku sudah lahir dengan selamat dan sempurna🤗😊 dan itulah yang menjadi kendala aku buat nulis, butuh banyak perjuangan buat nulis satu bab aja.

Mungkin kalau diantara kalian ada yang sudah punya anak akan mengerti betapa repotnya aku, mengurus dua anak tanpa ada yang membantu.

Dan setelah sekian lamanya akhirnya aku bisa menyelesaikan tulisan satu bab ini. Maaf kalau tidak nyambung sebab tidak di baca ulang🙏 dan...

Happy Reading🤗🤗





Pagi ini Carissa terus saja merengek dan tak pernah melepas pelukannya pada tubuh suaminya, sejak keputusan Pras semalam yang memberitahukan kalau pagi ini suaminya itu akan pergi ke luar kota membuat Clarissa selalu menempeli tubuh tegap suaminya itu. Bukan tanpa alasan Clarissa selalu menempelinya, ia ingin ikut dalam perjalanan bisnis kali ini tapi Pras dengan keras menolaknya. Alasannya, karena mengkhawatirkan kondisi kehamilan Clarissa padahal kehamilannya tidak bermasalah sama sekali.

"Ayolah, mas. Aku sehat kok, baby juga gak bermasalah. Boleh ya, aku ikut sama kamu?"

Untuk yang kesekian kalinya Clarissa terus merengek dan membujuk suaminya supaya bisa ikut pergi, Clarissa terus memohon bahkan sampai mengeluarkan wajah memelasnya tapi tetap saja tidak bisa merubah keputusan Pras yang sudah final.

Pras menghentikan sejenak kegiatannya yang sedang mengepak pakaian, ia berbalik menghadap istrinya yang sejak tadi memeluk tubuhnya dari belakang.

"Sayang, dengerin aku ya. Aku bukannya gak mau ngajak kamu pergi, tapi aku gak mau membahayakan kandungan kamu. Usia kandungan segini itu masih rentan dan aku gak mau ngambil resiko, perjalanan kita gak sebentar loh apa lagi aku memutuskan buat bawa mobil sendiri. Jadi, aku mohon kamu ngerti ya. Lain kali kalau anak kita sudah lahir, aku janji bakalan ajak kalian terus kemana pun aku pergi." bujuk Pras seraya menangkup wajah cantik istrinya.

Clarissa mengerucutkan bibirnya, ia kesal tapi tak bisa membantah ucapan suaminya. Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan suaminya itu memang benar.

"Berapa lama?" tanya Clarissa. Pras menggeleng.

"Gak tahu. Tapi aku usahakan akan menyelesaikan semuanya dengan cepat." jawab Pras membuat Clarissa semakin merenggut.

Cup.

"Jangan cemberut. Mas janji gak akan lama kok."

"Janji, ya?"

"Iya."

Akhirnya Clarissa sedikit merubah raut wajahnya menjadi lebih santai, meski lilitan di tubuh suaminya tidak pernah ia lepaskan. Sampai acara sarapan pun dirinya terus saja menggelendot di lengan suaminya, membuat Pras gemas dan akhirnya memangku Clarissa sambil menyuapinya sarapan.

Tapi saat Pras sudah siap berangkat, Clarissa kembali merengek lagi bahkan kali ini sampai menangis layaknya anak kecil.

"Maas... ikut. Aku mau ikut... hiks."

Clarissa tak melepas pelukan di tubuh suaminya, ia menangis seraya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Pras membuat baju yang dikenakan suaminya itu basah dengan air mata dan juga ingusnya. Tapi Clarissa tak peduli, bodo amat dengan baju suaminya yang basah.

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now